Berita Jateng

5 Persen dari Total Populasi Ternak di Jateng Terjangkit PMK, Disnakkeswan: 2.286 Ekor Ditangani

Penulis: Budi Susanto
Editor: Yayan Isro Roziki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi sapi di peternakan di wilayah Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang, yang terjangkit PMK, beberapa waktu lalu. Sapi yang terjangkit PMK mengeluarkan lendir dari mulut, lemas, dan kuku mengelupas.

Hariyanta berujar populasi hewan ternak cukup besar. Di mana jumlah sapi potong mencapai 1,2 juta ekor lebih.

Untuk sapi perah di angka 75 ribu ekor lebih. Sementara jumlah kambing 3,4 juta ekor dan domba 782 ribu ekor.

"Kalau bicara nilai ekonomi dari populasi ternak di Jateng bisa mencapai hampir Rp40 triliun," terangnya.

Ia juga menceritakan karena PMK banyak peternak merugi.

Hal tersebut karena para peternak ketakutan bahkan ada yang ditakut-takuti.

Alhasil para peternak dikatakannya menjual heean ternak dengan harga sangat rendah.

"Ada yang menjual sapi Rp5 juta, padahal harga normalnya Rp15-20 juta. Hal tersebut karena peternak kurang memahami mengenai PMK," kata Hariyanta.

Ia menambahkan, PMK bisa diobati jika penenangan yang dilakukan cepat dan tepat.

Selain itu peternak juga harus selalu memantau kondisi hewan ternak.

Jika ditemukan hewan ternak menjulurkan lidan dan mulutnya berliur, maka segera laporkan ke dinas peternakan setempat.

Hal tersebut agar hewan ternak segera ditangani dan bisa diberikan vaksin PMK.

"Untuk hewan ternak yang kondisi kukunya mengelupas serta tak berdaya, kami sarankan memberi pakan lunak dan bisa diloloh. Beberapa hewan ternak juga sembuh meski kondisinya parah," terangnya.

Ditambahkannya sosialisasi ke peternak juga terus dilakukan untuk menghindari kerugian peternak. (*)