Dia menggambarkan betapa sulitnya mempertahankan bisnis saat pandemi.
Dia menyebut, sebelum Covid-19, setiap musim lebaran dirinya bisa meraup omzet tak kurang dari Rp100 juta rupiah.
Adapun saat musim lebaran masa Covid-19, omzet anjlok jadi hanya sekira Rp 30 juta.
Kini, setelah pandemi tertangani dan kondisi membaik, bisnis Pati Oblong juga perlahan-lahan ikut membaik.
"Sekarang produksi jadi 100 potong kaus per pekan. Lebaran kemarin (2023) saya stok sekitar 2 ribu kaus. Kalau penjualan rata-rata per bulan sekarang 80 potong," ungkap Fatmi.
Meski lokasi distro pindah, Fatmi bersyukur dia memiliki para pelanggan setia yang tetap mencarinya.
Rata-rata kaus Pati Oblong dibanderol Rp100 ribu per potong. Fatmi juga melayani pembuatan kaus seragam dengan minimal pemesanan 20 potong.
"Itu untuk acara-acara reuni biasanya. Rata-rata harganya Rp 125 ribu - Rp 145 ribu per potong tergantung ukuran," kata Fatmi.
Selain di distro Desa Winong, kini produk Pati Oblong juga bisa didapatkan di Plaza Pragolo Pati, The Safin Hotel Pati, Galeri UKM Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Dekranasda Jateng Store di Bandara Internasional Yogyakarta, serta di Galeri UKM Smesco Jakarta.
Fatmi juga memasarkan dagangannya di media sosial, antara lain lewat Instagram @patioblong.
Tak hanya itu, Fatmi juga kerap memamerkan produknya di acara-acara pameran yang digelar BRI, di antaranya Pesta Rakyat Simpedes dan Bazar Klaster Mantriku. (mzk)