Berita Jateng

Lokasi Pemantauan Hilal di Jateng Ada 12 Titik Sore Ini, Berikut Daftarnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI kegiatan pengamatan bulan atau rukyatul hilal di Planetarium UIN Walisongo, tahun 2021 lalu.

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kementerian Agama RI akan menggelar sidang isbat penentuan awal bulan Ramadhan 1443 Hijriah hari ini, Jumat (1/4/2022) malam. 

Ada 101 titik lokasi rukyatul hilal atau pemantauan bulan sabit yang tersebar di Indonesia.

Di Jawa Tengah, lokasi rukyatul hilal tersebar pada 12 titik lokasi. 

Ketua Asosiasi Dosen Falak Indonesia (ADFI), Dr Ahmad Izzudin mengatakan, ada sejumlah 12 lokasi rukyatul hilal di Jawa Tengah. 

Baca juga: Video Napi Jalankan Bisnis Sabu Dari Sel Pakai Ponsel

Baca juga: Satpol PP Kota Semarang Beraksi, 19 Lapak Liar di Arteri Yos Sudarso Dibongkar Habis

Baca juga: Terjaring Razia di Sukolilo Pati, Empat Pembalap Liar di Bawah Umur Digelandang ke Polsek

Pertama di Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo, Semarang. 

Lalu di Pantai Wates Kaliori Rembang, Pantai Jatimalang Purworejo, Pantai Ujung Negoro Batang, Pantai Padelan Kebumen, dan Pantai Kartini Jepara.

Kemudian di Menara Masjid Agung Pemalang, Pantai Alam Indah Kota Tegal, Pelabuhan Tanjung Kendal, Bukit Sokobubuk Pati, Lapangan Tembak Kebutuh Banjarnegara, dan Hotel Aston Banyumas.

"Itu titik-titik lokasi rukyatul hilal di Jawa Tengah. Dikoordinir oleh Kanwil, nanti hasil pemantauan dilaporkan ke Kemenag RI," kata Izzudin, kepada TribunJateng.com (Tribun Network). 

Izzudin menjelaskan, Pemerintah Pusat tahun ini menerapkan kriteria baru dalam melakukan rukyatul hilal. 

Hal itu sesuai kesepakatan antara Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Kriteria baru tersebut menetapkan tinggi hilal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. 

Berbeda dengan kriteria sebelumnya yang ketinggiannya hanya 2 derajat. 

Izzudin menilai, pengamatan hilal untuk menentukan awal puasa tahun ini harus dilakukan dengan pembuktian konkrit.

Jika ada yang melihat hilal pada ketinggian 2 derajat maka harus diteliti kembali. 

Karena bisa saja yang terlihat bukan hilal, melainkan ilusi atau lengkungan awan. 

Halaman
12