Berita Blora
4 Orang Tewas, Apa Penyebab Kecelakaan Kerja RS PKU Muhammadiyah Blora? Polda Jateng Investigasi
Polda Jateng terjunkan tim untuk membantu investigasi penyebab kecelakaan kerja pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora, yang menewaskan 4 orang.
Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, BLORA - Tim Bidang Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Tengah ikut membantu Polres Blora menyelidiki penyebab kecelakaan kerja di proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Blora.
Tim Labfor Polda Jateng, mulai melakukan penyelidikan di lokasi kejadian pada Minggu (9/2/2025) Sore.
Namun, lantaran sempat terkendala cuaca hujan yang kurang mendukung, proses penyelidikan dilanjutkan hari ini, Senin (10/2/2025).
Baca juga: Korban Tewas Kecelakaan Kerja Pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora Bertambah, Total 4 Tewas
Baca juga: Kronologi Lengkap Kecelakaan Kerja Terjatuh dari Lift Pembangunan RS PKU Blora, 3 Korban Tewas
Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Kerja Pembangunan Gedung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora, 3 Korban Tewas
Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, mengatakan dalam proses penyelidikan penyebab kecelakaan kerja di RS PKU Muhammadiyah Blora, Polres Blora dibantu Tim Labfor Polda Jateng.
"Iya (Dibantu Tim Labfor Polda Jateng), masih proses penyelidikan," katanya, saat dikonfirmasi Tribunjateng, Senin (10/2/2025).
Korban tewas bertambah
Jumlah korban meninggal dunia akibat peristiwa kecelakaan kerja di proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Blora, bertambah satu.
Total, hingga kini, korban tewas kecelakaan kerja proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Bora, ada 4 orang.
Diketahui, ada 13 pekerja proyek yang terlibat kecelakaan kerja yang terjadi Sabtu (8/2/2025) pagi.
Kasi Humas Polres Blora, AKP Gembong Widodo, mengatakan jumlah korban meninggal dunia bertambah 1 orang.
Kata dia, sebelumnya jumlah korban meninggal dunia 3 orang.
"Untuk 1 korban yang meninggal dunia atas nama Tri Wiji, meninggal pada pukul 14.15 WIB, setelah sempat mendapat perawatan medis di RS PKU Muhammadiyah Blora."
"Untuk update, korban ada sebanyak 13 orang, 4 diantaranya meninggal dunia dan 9 lainnya."
"Korban luka-luka dan saat ini dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora," katanya, saat dikonfirmasi Tribunmuria.com.
Kronologi lengkap
Sebelumnya diberitakan, tiga orang tewas dalam kecelakaan kerja di proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Blora, Sabtu (8/2/2025) pagi.
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Blora mengungkap kronologi kecelakaan tersebut.
Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Selamet, menyampaikan pihak kepolisian mendapatkan laporan pertama kali dari mandor proyek pembangunan pengembangan gedung baru lima lantai RS PKU Muhammadiyah Blora.
"Kami dari jajaran Satreskrim Polres Blora menerima laporan dari salah satu mandor proyek pengembangan rumah sakit PKU Muhammadiyah yang terletak di Jalan Raya Blora-Cepu Kabupaten Blora, terkait adanya kecelakaan kerja," katanya.
Mendapatkan laporan itu, Satreskrim Polres Blora bersama tim gabungan, Polsek Jepon, Tim Inafis Polres Blora, langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP.
"Pada saat mendatangi TKP untuk para korban sudah dibawa ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah."
"Informasi dari dokter jaga, diduga korbannya sebanyak 13 orang. Rinciannya 3 meninggal dunia, dan 10 orang luka-luka," jelasnya.
"Dan yang luka-luka sampai sekarang masih dirawat di RS PKU Muhammadiyah Blora," imbuhnya.
Tali lift putus
Menurut Selamet, berdasarkan hasil olah TKP, penyebab kecelakaan kerja tersebut bermula saat para pekerja menaiki lift ke lantai lima untuk memulai pekerjaan di gedung yang tengah dibangun.
"Pada saat lift naik, sekitar kurang lebih 12 meter, tahu-tahu lift tersebut jatuh terjun bebas."
"Akhirnya penumpang yang ada di dalam lift sebanyak 13 orang mengalami luka dan ada yang meninggal," jelasnya.
Selamet menyampaikan penyebab tali lift putus dan jatuh diduga karena adanya kerusakan mesin lift.
"Penyebab lift putus itu, dari informasi yang kami terima di lapangan, bahwa ada kerusakan mesin lift itu."
"Karena cara penggunaan atau operasionalnya itu ada salah satu operator, yang memencet di remot itu, ada up dan down," jelasnya.
Selamet mengatakan, belasan korban itu merupakan kloter kedua yang naik menggunakan lift untuk bekerja.
"Jadi pada saat kejadian itu adalah membawa pekerja trip yang kedua, trip yang pertama aman."
"Trip yang kedua ini mengangkut 13 orang, dan saat di tengah ketinggian 12 meter, tahu-tahu lepas, jadi ada trouble di mesin lift itu," terangnya.
Diduga lift kelebihan beban
Menurut Selamet, kejadian itu diduga bukan karena kelebihan muatan lift.
"Kalau dari kapasitas yang tercantum di mesin itu 2 ton, jadi kalau dinaiki 13 orang, itu masih belum melebihi kapasitas muatan," terangnya.
Selamet menerangkan untuk seluruh korban merupakan warga Blora.
Adapun untuk jenis luka yang dialami para korban, yakni mengalami patah tulang.
"Luka-luka kebanyakan patah ya, karena tekanan yang sangat luar biasa, jarak 12 meter dan jatuh."
"Posisi para korban itu berada di dalam kotak besi seperti lift itu, posisinya di luar bangunan," jelasnya.
Saksi ceritakan detik-cetik kecelakaan
Sebelumnya diberitakan, belasan pekerja jadi korban kecelakaan kerja pada pembangunan Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Umat (RS PKU) Muhammadiyah Blora, Sabtu (8/2/2025) pagi.
Belasan pekerja terjatuh dari crane saat hendak naik ke bagian atas gedung pada proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora.
Seorang saksi yang merupakan tukang parkir di RS PKU Muhammadiyah Blora, Susilo, menyampaikan detik-detik kecelakaan kerja itu terjadi.
"Kejadian itu sekitar pukul 07.30 WIB. Saya kan tukang parkir ngurusi sepeda motor jadi tahu sendiri."
"Begitu para pekerja naik (crane) itu kan saya lihat, (mereka) mau bekerja," katanya.
Lebih lanjut, Susilo memperkirakan total ada sekira 13 orang yang menjadi korban kecelakaan.
"Yang di dalam crane itu ketingale (kelihatannya, red) 13 orang. Ada yang bawa helm ada yang tidak," jelasnya.
Menurut Susilo, ada 3 orang yang meninggal, dan lainnya mengalami luka-luka.
"Tiga orang yang ninggal," ujarnya.
Sementara itu, Pengawas Proyek, Udin, belum bisa dimintai keterangan saat ditanya terkait kronologi kecelakaan kerja itu.
"Saya tak komunikasi dengan Polsek dulu ya," katanya sembari meninggalkan awak media.
PKU Muhammadiyah minta maaf
Majelis Pembina Kesejahteraan Umat (MPKU) Muhammadiyah, Sugiyanto, buka suara terkait peristiwa kecelakaan kerja proyek pembangunan Gedung RS PKU Muhammadiyah Blora.
Sugiyanto, menjelaskan kapasitas crane yakni 2 ton, namun saat kejadian dimuat 13 orang. Gedung RS PKU Muhammadiyah yang sedang dibangun itu setinggi lima lantai.
"Tadi pagi saya dapat informasi dari rumah, informasinya ada crane yang jatuh, jadi yang terakhir maksimal crane itu 2 ton ya."
"Dan pagi tadi diisi 13 pekerja yang sudah menyiapkan safety dan sebagainya, sesuai dengan prosedur," jelasnya.
Akibat peristiwa tersebut, korban langsung dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah untuk diberikan perawatan.
"Mereka sudah memakai safety sebelum naik. Kami juga sudah melakukan perawatan kepada para korban."
"Kami memohon maaf atas musibah ini," ujarnya.
Para pekerja yang luka-luka saat ini masih ada di RS PKU Muhammadiyah Blora. (*)
Warga Blora Tunggak Pajak Kendaraan hingga Rp40 Miliar, Bupati Arief Rohman Instruksikan Ini |
![]() |
---|
Bayi Laki-laki di Semak Pinggir Hutan Jati Semanggi Bisa Diadopsi? Begini Jawaban Dinsos P3A Blora |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Bayi Laki-laki Ditemukan di Semak Pinggir Hutan Jati Blora, Ari-ari Masih Lengkap |
![]() |
---|
Blora Masuk 8 Besar Produsen Padi Nasional, Ini Strategi Bupati Arief untuk Swasembada Pangan |
![]() |
---|
Kecelakaan Kerja RS PKU Muhammadiyah Blora Sebulan Berlalu, Polisi Belum Tetapkan Tersangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.