Berita Banyumas
Cerita Atlet Tinju Perempuan Berprestasi asal Banyumas Ari Marsiana: Suka Pukulan dan Serangan
Perempuan atlet tinju Banyumas, Ari Marsiana, mengaku menyukai olahraga 'baku hantam' itu sejak kecil. Seperti apa kisahnya?
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Yayan Isro Roziki
Perempuan atlet tinju Banyumas, Ari Marsiana, mengaku menyukai olahraga 'baku hantam' itu sejak kecil. Seperti apa kisahnya?
TRIBUNMURIA.COM, PURWOKERTO - Ari Marsiana (30) sudah sejak kecil menggemari olahraga tinju.
Baginya yang juga seorang pegawai Satpol PP Banyumas ini suka dengan tinju karena ada pukulan dan serangan.
Tinju dapat dikatakan olahraga yang cukup berbahaya, namun hal itu tidak menyurutkan keinginannya berprestasi.
Pestasi Ari sapaan akrabnya sudah cukup banyak.
Prestasi yang sudah berhasil ia raih antara lain: juara 1 sarung tinju emas di Medan tahun 2014, juara 1 Kejurnas tinju di Manado tahun 2015.
Lalu, juara 1 Porprov tahun 2018, juara 2 Pra PON di Makasar Juli 2023, juara 1 Pekan Olahraga Provinsi tahun 2023 di Pati.
Saat ini ia tengah mempersiapkan diri, untuk ikut dalam ajang PON September nanti.
Ia mengaku sejak SD sudah hobi tinju dan diperkenalkan oleh almarhum bapaknya.
"Saat itu saya diajak almarhum bapak, ikut latihan tinju."
"Saat itu tahun 2009, pertama kali ia melihat latihan tinju ia terkesima."
"Tidak ada rasa takut sedikitpun saat itu," katanya kepada Tribunmuria.com, Sabtu (9/3/2024).
Almarhum ayahnya adalah seorang petinju.
Jadi ia bisa belajar banyak tentang tinju semasa ayahnya masih hidup.
Ia mulai serius dan menekuni tinju saat duduk di SMP.
Ia bersyukur hobi 'esktremnya' itu tidak ditentang oleh keluarga.
Meski perempuan, dan memilih tinju keluarganya mendukung penuh.
"Sama ibu tidak ditentang. Netral saja," jelasnya.
Dengan dukungan kedua orangtuanya itu, ia mulai menapaki jalan menjadi petinju profesional.
Berbagai pertandingan dan kejuaraan sudah pernah ia ikuti.
"Perempuan untuk menjadi petinju, karena masih sedikit jadi peluangnya besar," ungkapnya.
Bahkan sampai saat ini peluang tersebut masih besar.
Tidak menjadi jaminan jika jalan yang ia tempuh tidak terjal dan penuh hingar bingar.
Kerja keras tetap menjadi yang utama.
Ajang pertama yang ia ikuti adalah pekan olahraga provinsi tahun 2010 di Surakarta dan langsung dapat perak.
Sekarang ia menjadi atlet tinju wanita Kabupaten Banyumas dengan kelas pertandingan berat badan 63 - 66 kg.
Kiwari, ia sedang latihan terus untuk pertandingan PON.
"Seminggu tiga kali, kalau sudah dekat waktu pertandingan bisa setiap hari latihan," imbuhnya.
Menu latihan yang ia lakukan, didominasi latihan fisik.
Dalam tinju durabilitas fisik itu yang paling utama.
Itu juga ia belajar kala melawan petinju dari Papua.
"Jadi lawan yang paling tangguh saya hadapi. Fisiknya kuat sekali," ucapnya.
Soal gaya bertarung di atas ring, ia banyak melihat Manny Pacquiao.
Petinju dunia asal Filipina yang juga jadi idolanya itu.
"Cara mainnya bagus. Dan juga jeli," katanya.
Ia berharap bisa mengharumkan nama Banyumas di ajang PON nanti.
Untuk itu ia terus perbanyak latihan dan berdoa.
Agar bisa bermain seperti Dolince dalam hal fisik dan jeli laksana Pacquiao. (jti)
Generasi Muda Butuh Tempat Berekspresi, Menakar Arah Pembangunan Kawasan Kebondalem Purwokerto |
![]() |
---|
Sadewo Minta Investor Akomodasi 50 PKL, Menakar Arah Pembangunan Kawasan Kebondalem Purwokerto |
![]() |
---|
Percepatan Realisasi Tol Pejagan-Cilacap, Kunci Datangkan Investor dan Atasi Kemacetan |
![]() |
---|
Kopipo Banyumas Kembali Ekspor Gula Kristal ke AS dan Eropa setelah Bangkit dari 'Mati Suri' |
![]() |
---|
261 Koperasi di Banyumas Hidup Segan Mati Tak Mau, Disnakerkop-UMK Kesulitan Membubarkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.