Bisnis dan Keuangan

Harga Beras Melambung Tinggi, Pedagang Pasar Sorot Penyaluran Bansos, Minta Pemerintah Buka Data

Harga beras hingga kini masih melambung tinggi. Pedagang pasar sorot pembagian bansos pangan, minta pemerintah buka data penyaluran bansos.

TribunMuria.com/Permata Putra Sejati
Pedagang beras di Pasar Manis Purwokerto, Senin (9/10/2023). 

TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Harga beras masih melambung tinggi pascadigelarnya pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Para pedagang pasar menyoroti aksi pembagian bantuan sosial (bansos) pangan oleh pemerintah.

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) meminta kepada pemerintah membuka data terkait jumlah beras yang disalurkan untuk bantuan sosial (bansos) beras pangan.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan.

Ia mengatakan, harga beras di pasar saat ini masih tinggi.

Padahal, pemerintah telah memasok beras stabilisasi pasokan harga pasar (SPHP) ke pasar dan toko ritel selama sepekan.

"Bisa kita cek di pasar-pasar, baik di ritel, ada beras tersebut juga masih di atas HET (harga eceran tertinggi)," kata dia kepada Kompas.com, Minggu (18/2/2024).

Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bappanas) harga beras medium dan premium memang masih tercatat naik.

Pada Senin (19/2/2024) hari ini, beras medium tercatat naik 10,79 persen ke Rp15.500 per kilo gram (kg) dan beras premium naik 6,12 persen ke Rp17.000 per kg.

Melihat perkembangan tersebut, Reynaldi menyoroti pelaksanaan penyaluran bansos beras yang dilakukan pemerintah.

Ia menegaskan, dirinya mendukung upaya pemerintah untuk melindungi daya beli masyarakat tergolong miskin.

Namun, proses distribusi bansos tersebut harus dilakukan dengan benar.

Oleh karenanya, ia meminta kepada pemerintah untuk membuka data stok beras yang telah disalurkan untuk bansos dan untuk stabilisasi harga pasar.

"Sebenarnya berapa banyak beras yang digelontorkan untuk bansos, dan ada berapa banyak yang sudah didistribusi ke pasar dan ritel," kata dia.

"Sehingga kita cek hari ini kenapa harga masih tinggi, itu faktor-faktornya ada kendala dan sebagainya," sambungnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved