Berita Semarang

Anak Empu Keris Bali Lulus dengan Nilai IPK Sempurna, Pande Yogi Doktor Termuda FBS Unnes

Pande Putu Yogi, anak empu keris Bali lulus program doktoral dengan nilai sempurna IPK 4, pada FBS Unnes. Pande Yogi jadi doktor termuda di Unnes.

|
Penulis: Amanda Rizqyana | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Amanda Rizqyana
Pande Putu Yogi Arista Pratama menari di sela menjalani promosi doktor dan sidang disertasi berjudul 'Proses Didaktis Pewarisan Tari Baris Sakral Pada Puja Wali Ngusaba Kedasa di Pura Ulun Danu Batur Bali' di Ruang Bundar Dekanat Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Kampus Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang pada Selasa (19/9/2023). Pande Yogi, anak empu keris Bali, meraih nilai sempurna IPK 4, dan menjadi doktor termuda lulusan Unnes. 

Ia pun memperoleh Juara 1 atau kategori Outstanding dalam ajang Nusantara Academic Writing Award (NAWA) yang diselenggarakan Nusantara Institute bekerja sama dengan Bank Central Asia (BCA).

Pada kesempatan yang sama, Ketua Penguji sekaligus Dekan FBS Unnes, Dr. Tommi Yuniawan, M.Hum., menyatakan apresiasinya pada semangat belajar Yogi.

Ia pun mengimbau agar para mahasiswa memiliki semangat belajar dan rasa ingin tahu seperti yang dimiliki oleh Yogi.

"Kami memberikan ruang bagi para mahasiswa untuk bisa mengembangkan semangat belajar dan rasa ingin tahunya," ungkapnya.

Seusai sidang tertutup, Dr. Agus Cahyono, M.Hum., dan Prof. Dr. Muhammad Jazuli, M.Hum., selaku dosen pembimbing menyampaikan ucapan selamat pada Yogi.

Saat menyampaikan ucapan selamat seusai sidang disertasi, keduanya tak mampu menahan haru.

Baik Dr. Agus maupun Prof. Jazuli berpesan agar Yogi dapat memanfaatkan ilmu yang diraih dan tetap rendah hati dan hormat pada orang tua.

Yogi merupakan warga Desa Sidan, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

Ayahnya merupakan pembuat keris, dan ibunya pun lahir dari keluarga yang sama.

Desa Sidan yang umumnya berprofesi sebagai pande atau tukang besi atau pembuat keris yang telah ada sejak abad ke 11 masehi.

Berdasarkan cerita para tetua, saat itu belum ada Pulau Bali dan leluhurnya bahkan saat masih Kerajaan Majapahit dan sebelum ada kerajaan di Bali.

Bahkan dengan keterampilan yang dimiliki oleh leluhur mereka, memberikan kontribusi dalam perkembangan kebudayaan masyarakat Bali.

Berbagai peralatan rumah tangga, peralatan pertanian, hingga senjata diciptakan oleh tangan terampil leluhur mereka.

Maka nama Pande melekat sebagai nama depan keluarganya dan menandakan asal daerah dan profesinya.

Keluarganya tak putus melakoni pekerjaan yang telah dilakukan ratusan tahun dan tetap melestarikan pekerjaan tersebut hingga saat ini.

Kini keluarganya berfokus menciptakan keris yang masih dipandang sebagai barang magis yang dapat menangkal dari marabahaya dan ilmu hitam. (arh)

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved