Berita Nasional

Alasan Larangan Ibadah Haji Lebih dari Sekali, Wacana Menko PMK Muhadjir Effendy

Menko PMK Muhadjir Effendy mengungkap lontarkan wacana lararangan ibadah haji lebih dari sekali, singgung soal daftar tunggu dan kesehatan.

TribunSolo.com/Asep Abdullah
Jemaah haji melaksanakan tawaf atau mengitari Kabah dalam rangkaian ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi. 

TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Apa alasan Menko PMK Muhadjir Effendy lontarkan wacana ibadah haji dilarang lebih dari sekali?

Menko PMK Muhadjir Effendy menyinggung soal lamanya daftar tunggu haji.

Selain itu, calon jemaah lansia dan kesehatan juga jadi pertimbangan.

Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy membuka wacana untuk melarang masyarakat pergi haji lebih dari satu kali.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional Kesehatan Haji yang digelar oleh Kedeputian Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK di Aula Heritage Kemenko PMK, pada Kamis (24/8/2023).

Muhadjir berpendapat, larangan tersebut relevan dan dirasa memungkinkan untuk memotong lamanya antrean keberangkatan jemaah haji.

Apalagi, jemaah haji lansia pun makin bertambah setiap tahunnya karena antrean yang panjang.

“Wacana ini perlu dibahas karena jemaah haji yang semakin menua berimplikasi terhadap kesehatan,” kata Muhadjir dalam siaran pers, Jumat (25/8/2023).

Muhadjir menilai, kewajiban haji bagi yang mampu hanya satu kali.

Sementara itu, kesempatan selanjutnya harus diberikan kepada masyarakat yang belum menunaikan ibadah haji.

Terlebih di masa yang akan datang, persoalan kesehatan akan semakin kompleks karena semakin banyak jemaah lansia.

“Semakin banyak lansia karena antrean yang panjang. Itu masalah serius yang harus dipersiapkan,” ujarnya.

Berdasarkan data penyelenggaraan haji pada tahun 2023, sebanyak 43,78 persen jemaah berusia lebih dari 60 tahun.

Sedangkan, jemaah haji Indonesia yang meninggal pada tahun ini mencapai 774 orang atau 3,38 permil dengan mayoritas berumur lansia.

Secara epidemiologi, jemaah haji lansia mempunyai risiko 7,1 kali lebih besar meninggal dibandingkan jemaah haji bukan lansia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved