Berita Blora

Kebakaran Pabrik Briket di Blora Dipicu Korsleting Listrik

Kebakaran pabrik arang yang terletak di Desa Jagong, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora itu masih belum benar-benar padam setelah 34 jam berlangsung.

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Daniel Ari Purnomo
Humas Satpol PP Blora
Proses pemadaman petugas damkar pada kebakaran yang terjadi di pabrik briket PT. Diamond Black  di Desa Jagong, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora. 

TRIBUNMURIA.COM, BLORA – Kebakaran terjadi di pabrik briket PT. Diamond Black sejak Kamis (29/6/2023) kemarin.

Kebakaran pabrik arang yang terletak di Desa Jagong, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora itu masih belum benar-benar padam setelah 34 jam berlangsung.

Bahkan membutuhkan lebih dari 70 tangki air untuk memadamkannya.

Kebakaran terjadi diduga karena safety kelistrikan perusahaan yang rendah.

Sehingga terjadi korsleting listrik pada salah satu gudang penyimpanan briket.

Adapun di lokasi hingga sore hari ini (30/6/2023), beberapa petugas pemadam kebakaran dari Satpol PP Blora masih beristirahat di lokasi.

Mereka menunggu kedatangan air yang masih ngangsu (Isi ulang air ke truk tangki). Padahal, kebakaran terjadi sejak kamis sekitar pukul 4.50 WIB.

Guna mempermudah pemadaman kebakaran, didatangkan sebuah eskavator untuk membongkar atap ruang penyimpanan briket itu.

Hal itu dilakukan untuk mempermudah petugas dalam memadamkan api.

Sebab sebelum dibongkar, petugas kesulitan menyemprotkan api ke area yang sulit dijangkau.

Saat wartawan mencoba melihat secara langsung kondisi terkini kebakaran, dua satpam menghalau wartawan yang akan masuk ke area terjadinya kebakaran.

Mereka mengatakan, pihak pimpinan perusahaan tidak mengijinkannya.

"Mohon maaf, saya sudah menghubungi pimpinan. Aturan perusahaan tidak memperbolehkan untuk diliput," ungkap seorang satpam pabrik briket tersebut.

Kepala Bidang Pemadam kebakaran Satpol PP Blora Hariyanto Purnomo mengatakan, kebakaran diketahui saat Agus Riyanto, salah seorang operator pabrik akan melaksanakan salat subuh.

Saat itu, dia melihat percikan api di saluran arus listrik yang berada di ruang penyimpanan arang.

Agus Riyanto lalu memberitahukan peristiwa itu kepada dua satpam pabrik.

Setelah itu, ketiga saksi tersebut berusaha untuk memadamkan api dengan menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan), akan tetapi api tersebut dengan cepat menjalar ke semua area penyimpanan arang.

Sehingga salah satu satpam menghubungi pihak kepolisian.

"Mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan sebanyak 6 unit. Terdiri dari 2 unit Damkar dari Wirosari, Grobogan. Lalu 2 unit Damkar Ngawen dan 2 Damkar dari Blora," ungkapnya kepada wartawan.

"Iya mas, karena briket kalau terbakar memang sulit dipadamkan. Butuh lebih dari 70 tangki air mas," imbuhnya.

Sementara itu, Kapolsek Kunduran AKP Kumaidi menambahkan, korsleting listrik yang terjadi di pabrik tersebut diduga karena instalasi listrik yang buruk.

"Kalau ndak salah ini sudah tiga kali ini. Menurut saya memang kurangnya safety dalam perawatan jaringan listrik. Banyak kabel yang harusnya diganti, juga belum (diganti, Red)," ungkapnya.

"Ya (teledor), menurut saya memang kurang bagus," tambahnya.

Saat ditanya mengenai taksiran kerugian, AKP Kumaidi mengaku belum mendapatkan laporan resmi dari pihak perusahaan sebab mereka masih proses menghitungnya.

"Kerugian belum bisa di taksir karena pekerja belum tahu berapa per briketnya," ungkapnya. (Kim)

 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved