Berita Jateng
Puan Hayati, Aliran Kepercayaan yang Punya Ribuan Anggota di Jateng, Ini Gerakannya
Perempuan Penghayat Kepercayaan Indonesia (Puan Hayati) Provinsi Jateng memperjuangkan hak-hak penghayat kepercayaan secara regulasi dan lainnya
Penulis: Budi Susanto | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM, COM, SEMARANG - Penghayat kepercayaan di Indonesia sudah ada sejak zaman kerajaan.
Seiring bergesernya waktu, eksistensi penghayat kepercayaan tak lekang dimakan zaman.
Meski sempat mengalami diskriminasi lantaran dianggap sebagai aliran tak umum, namun para penghayat kepercayaan tetap teguh memegang keyakinannya.
Bertahun-tahun terkungkung karena tidak ada kejelasan pengakuan dari negara, para penghayat kepercayaan akhirnya mendapat angin segar.
Hal itu lantaran Mahkamah Konstitusi (MK) mengesahkan penghayat kepercayaan masuk kolom KTP pada 2016.
Setidaknya butuh waktu 40 tahun lebih para penghayat kepercayaan mendapatkan pengakuan dari negara.
Sejak putusan tersebut, kelompok-kelompok penghayat kepercayaan terus menunjukkan eksistensinya.
Satu di antaranya Perempuan Penghayat Kepercayaan Indonesia (Puan Hayati) Provinsi Jateng.
Baca juga: Kesbangpol Kudus Kumpulkan Para Penghayat Aliran Kepercayaan Jelang Pemilu 2024
Baca juga: Miris! ODGJ Grobogan 2 Kali Dihamili Ayah & Adik Kandung, Kadus: Bapaknya Punya Kepercayaan Aneh
Puan Hayati Jateng juga terus bergerak. Tak hanya memperjuangkan hak-hak penghayat kepercayaan secara regulasi, peningkatan perekonomian kelompok penghayat kepercayaan juga jadi fokus Puan Hayati.
Lebih dalam mengenai Puan Hayati, Tribunjateng.com pun bertemu dengan Dwi Setiyani Utami, Ketua Puan Hayati Jateng.
Perempuan kelahiran 1985 tersebut, menceritakan bagimana Puan Hayati untuk memperjuangkan para penghayat kepercayaan.
Perempuan ramah itu menceritakan, Puan Hayati merupakan bagian dari Sapta Darma.
Namun Puan Hayati fokus mengakomodir para perempuan penghayat kepercayaan.
Menurutnya Sapta Darma sudah ada sejak 1952, lokasi pertama penyebaran penghayat kepercayaan di Pare Kediri Jatim.
“1955 Sapta Darma mulai masuk ke Jateng, begitu juga Puan Hayati,” ucapnya saat ditemui Tribunjateng.com di Bandungan Kabupaten Semarang, Jumat (16/6/2023).
Rakor di Semarang, Kemendagri Ingin Pastikan Kepala Daerah di Jateng Gerakkan Siskamling |
![]() |
---|
Ramai Isu Pemekaran Provinsi Jateng, Respons Gubernur Ahmad Luthfi Singgung Arahan Pusat |
![]() |
---|
Masa Angkutan Lebaran, Ini Stasiun dengan Keberangkatan dan Kedatangan Pemudik Terbanyak di Daop 4 |
![]() |
---|
Anggota DPR Edy Wuryanto Kecam Pemotongan THR dan Remunerasi Nakes RSUP di Semarang dan Jogja |
![]() |
---|
Gandeng ISNU Jateng untuk Kolaborasi, Kanwil Kemenag Ingin Perkuat Peran dan Kebermanfaatan CTC |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.