Berita Kudus
Jembatan Apung Sambung Roso Menghubungkan Kudus-Demak, 24 Jam
Jembatan Apung Sambung Roso: Memangkas jarak, menghidupkan ekonomi, dan menghubungkan dua desa. Baca kisah menakjubkan di balik keajaiban ini!
Penulis: Saiful MaSum | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Desa Sambung, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus dan Desa Sambung, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak dihubungkan dengan sebuah jembatan apung sejak Februari 2023 lalu.
Jembatan sepanjang kurang lebih 85 meter tersebut dibangun sebagai akses masyarakat Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak. Mulai dari bidang pendidikan, pertanian, hingga aktivitas dagang masyarakat.
Melalui jembatan tersebut, masyarakat Desa Sambung bisa memangkas jarak hingga 3 kilometer dari Kecamatan Gajah menuju Kecamatan Undaan, dan sebaliknya.
Baca juga: Video Aksinya Viral, Pencuri di Kudus Kembalikan 3 Hp Disertai Surat: Kulo Khilaf, Nyuwun Ngapuro
Jembatan Sambung Roso dibuka 24 jam setiap harinya dengan dijaga masyarakat sekitar.
Warga yang hendak melintasi jembatan dibebani retribusi Rp 2.000 per sepeda motor, dan Rp 1.000 khusus pelajar.
Selain membuka lapangan pekerjaan, jembatan tersebut berdampak pada perekonomian masyarakat yang semakin meningkat.
Masyarakat dari kedua desa bisa dengan mudah melakukan aktivitas keseharian, di antaranya adalah memasarkan hasil pertanian masing-masing. Melalui pasar-pasar tradisional di kedua wilayah.
Penjaga jembatan, Tarno mengatakan, kondisi jembatan masih cukup baik untuk dilalui sepeda motor sejak diresmikan pada Februari lalu.
Kata dia, jembatan apung Sambung Roso ini adalah pengganti jasa penyebrangan yang digeluti warga sejak lama dengan menggunakan perahu.
Kemudian datang sebuah investor dari luar kota yang membangun jembatan dengan skema apung.
Meski jembatan sudah terbangun, lanjut dia, warga yang sebelumnya mencari pendapatan dari jasa penyebrangan tetap diberikan ruang sebagai penjaga pintu jembatan.
"Setiap hari ada empat orang yang menjaga. Dibagi menjadi dua shift, setiap shifnya dua orang," terangnya, Selasa (16/5/2023).
Tarno menyebut, jembatan tersebut ramai setiap harinya, mulai dari pagi hingga malam hari.
Pagi hari ramai pedagang, pelajar, dan pekerja yang melintasi jembatan. Siang, sore hingga sore hari dipadati warga yang hilir mudik antar dua daerah dengan perkiraan mencapai 400-an sepeda motor setiap harinya.
"Yang paling ramai biasanya saat hari-hari pasaran. Namun, setiap harinya tetap ramai," tuturnya.
Seorang warga, Karimin mengaku senang dengan terbangunnya jempatan apung.
Dia setiap hari mengayuh sepeda dari Gajah menuju Undaan untuk mengajar sebuah madrasah melewati jembatan apung dengan membayar Rp 2.000.
"Setiap hari saya lewat jembatan untuk ngajar madrasah. Alhamdulillah sudah bagus jembatannya" tutur dia. (Sam)
TMMD Kodim 0722/Kudus: Menjahit Asa, Membangun Masa Depan Desa Kandangmas di Lereng Muria |
![]() |
---|
PCNU Kudus Kembalikan Dana Hibah Rp 1,3 Miliar dari Pemkab ke Kejari |
![]() |
---|
Koleksi Melimpah, Museum Situs Purbakala Patiayam Diusulkan Jadi Cagar Budaya Nasional |
![]() |
---|
Siswa Belajar dalam Kondisi Cemas, Ruang Kelas di SD Ngembalrejo Kudus Rusak sejak Lama |
![]() |
---|
Mengenal Syekh Abdul Hamid, Ulama Berdarah Kudus Mengisi Belantika Keilmuan Islam di Makkah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.