Berita Banyumas

Mengapa Suhu Cuaca Terasa Lebih Panas dan Terik Belakangan Ini? Simak Penjelasan BMKG Berikut

Akhir-akhir awal Ramadan ini cuaca panas terasa begitu menyengat, suhu udara gerah dan terik. Mengapa bisa demikian? Simak penjelasan BMKG berikut ini

|
shutterstock.com
Ilustrasi cuaca panas dan terik - Akhir-akhir ini suhu udara dan cuaca terasa begitu panas, gerah dan terik. Mengapa bisa demikian? Simak penjelasan BMKG berikut ini. 

TRIBUNMURIA.COM, PURWOKERTO - Akhir-akhir ini suhu udara dan cuaca panas terasa begitu menyengat, sinar matahari sangat terik.

Mengapa bisa cuaca panas begitu demikian? Simak penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berikut ini.

Berdasarkan analisis BMKG, pada Maret posisi gerak semu matahari sudah mulai bergeser ke belahan bumi utara (BBU).

Tepatnya berada diatas sekitar wilayah Jawa dan Kalimantan Bagian Selatan, sehingga dekat dengan wilayah Jawa Tengah.

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo mengatakan saat ini merupakan masa transisi atau masa peralihan dari musim hujan menuju ke musim kemarau. 

Sehingga kondisi jumlah curah hujan dan periode hari hujan yang sudah mulai berkurang.

Kondisi cuaca saat ini cenderung cerah sehingga kurangnya tutupan awan.

Hal itu menyebabkan radiasi sinar matahari yang sangat terik terpancarkan langsung ke permukaan bumi dan tidak terhalang oleh awan.

Kondisi angin permukaan yang berhembus di wilayah Jawa Tengah saat ini kecepatannya relatif rendah.

Tercatat suhu maksimum pada Maret ini di Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap (Cilacap Kota) mencapai 33 derajat celsius.

Sementara di Pos Pengamatan Meteorologi Bandar Udara Tunggul Wulung, Kecamatan Jeruk Legi, mencapai 35 derajat celsius

"Secara umum wilayah Cilacap, Banyumas, Kebumen, dan sekitaranya diperkirakan memasuki awal musim kemarau antara bulan Mei atau Juni."

"Di beberapa wilayah bisa berbeda-beda waktunya, berdasarkan wilayah ZOM (Zona Musim)," katanya kepada Tribunmuria.com, Minggu (19/3/2023).

Adapun hal yang harus diperhatikan pertama adalah selalu menjaga daya tahan tubuh, dengan minum air yang cukup agar tidak terjadi dehidrasi. 

Mengkonsumsi vitamin, istirahat yang cukup, dan menjaga pola makan agar tubuh selalu dalam keadaan sehat dan fit.

Karena biasanya pada masa transisi atau peralihan musim banyak penyakit karena daya tahan tubuh menurun.

Saat ini merupakan masa transisi atau masa peralihan musim antara musim hujan ke musim kemarau.

Sehingga di beberapa wilayah biasanya sering terjadi potensi kondisi cuaca ekstrim, seperti hujan lebat dengan durasi singkat yang kadang disertai kilat atau petir.

Kemudian terjadi angin kencang yang berhembus secara tiba-tiba, hingga potensi angin puting beliung yang biasa banyak peluang kejadian pada masa transisi/masa peralihan musim.

Waspadai terutama pada pagi - siang hari kondisi cuaca yang cerah dan panas sangat terik.

Kemudian pada saat siang hari menjelang sore hari muncul pertumbuhan awan jenis cumulus yang berkembang menjadi awan cumulonimbus yang berwarna hitam dan bergumpal-gumpal

Kemudian disertai kilat atau petir dan biasanya ada potensi terjadi puting beliung atau angin kencang.

Suhu panas di Semarang capai 33,1 derajat Celcius

Memasuki awal Ramadan, cuaca panas dan suhu udara terasa sangat gerah di Kota Semarang.

Tak hanya di Semarang, cuaca panas dan suhu udara terasa sangat gerah juga terasa di sejumlah wilayah lainnya.

Selain cuaca panas dan suhu udara yang terasa gerah, sinar matahari yang ada juga terasa begitu menyengat.

Tak jarang masyarakat di Kota Semarnag yang mengeluhkan cuaca panas dan suhu udara terasa gerah, juga terik matahari yang menyengat, terutama saat siang hari.

"Cuaca panas banget, apa ini ujian waktu puasa hawannya pengen mokah," ujar karyawan swasta Semarang, Ulil Albab kepada Tribun.

Hal yang sama dirasakan Ulfiana, petugas pengecek produk di sebuah perusahaan makanan.

Ia yang harus berkeliling ke sejumlah minimarket di Kota Lumpia merasakan begitu berat menjalankan puasa di tengah cuaca panas yang begitu menyengat.

"Bulan (Ramadan) kemarin (tahun lalu, red) sebelum puasa hujan terus, sekarang sebaliknya cuaca panas sekali," paparnya. 

Prakirawan Cuaca BMKG Ahmad Yani Semarang, Rany Puspita Ekawati menjelaskan, cuaca panas yang terjadi di awal Ramadan lantaran perubahan musim pancaroba dari dingin ke panas.

Ditambah, arah angin berhembus dari timur ke tenggara, berarti angin berasal dari arah Australia yang minim uap air sehingga menyebabkan cuaca panas.

"Posisi matahari mulai tanggal 21 Maret 2023 tepat di khatulistiwa bisa dibilang matahari tepat berada di atas kita sehingga terasa panas sekali," ujarnya.

Pihaknya menyebut, suhu cuaca panas pada tanggal 23 Maret maksimum tercatat di angka 33,1 derajat celcius.

Angka maksimal itu masih terhitung normal hanya saja karena bulan ini termasuk pancaroba sehingga suhu cuaca terasa sangat panas.

"Suhu cuaca di Kota Semarang tercatat selama tahun 1991-2020 paling panas pernah mencapai 39,5 derajat celsius," paparnya.

Ia menambahkan, selama ramadan prediksi cuaca di Jateng nantinya akan tetap turun hujan tapi intensitas tidak sebanyak seperti februari kemarin.

Hujan akan lebih sering terjadi saat sore dan malam hari.

"Namun hujan turun sporadis (jarang) baik di Jateng Timur, Solo Raya dan daerah lainnya," imbuhnya. (*) 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved