Berita Kota Semarang

Kala Polisi Berpuisi, Kapolrestabes Semarang Ikut Bacakan Puisi Karya Beno Penyair cum Pewarta

Peluncuran buku antologi puisi bertajuk Panen karya penyair Semarang Beno Siang Pamungkas digelar di kawasan Kota Lama, Semarang, Jumat (17/3) malam

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Muhammad Olies
Istimewa
Suasana peluncuran buku antologi puisi bertajuk Panen, di kawasan Kota Lama, Kota Semarang, Jumat (17/3/2023) malam. 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Peluncuran buku antologi puisi bertajuk Panen karya penyair Semarang Beno Siang Pamungkas digelar di kawasan Kota Lama, Kota Semarang, Jumat (17/3/2023) malam.

Kegiatan ini dimeriahkan berbagai kalangan. Salah satunya Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar.

Perwira menengah itu mengaku, menyukai puisi yang menceritakan tentang Bergota. 

Ia sempat membacakan puisi tersebut di atas panggung.

Bait-bait puisi tersebut mengena di hatinya lantaran ia merasa tak asing dengan Bergota.

"Bergota menjadi tempat yang sering saya lalui saat berolahraga sore, usai dinas. Saya sering berjalan di tempat itu, menapaki kampung melintasi di antara makam-makam," ucapnya.

Ia pun memberikan apresiasi terhadap terbitnya kumpulan buku puisi tersebut. 

Ia berharap kegiatan ini dapat mendukung kepariwisataan Kota Lama Semarang.

“Semoga sukses untuk karyanya Penyair Kota Semarang Beno Siang Pamungkas,” harap Kombes Irwan.

Baca juga: Novelis-Penyair asal Kudus Reyhan M Abdurrohman Tutup Usia, Sang Ahli Puasa Berpulang Memeluk Puisi

Baca juga: Cerita Hidyat, Anak Tuna Daksa Tampil Apik Baca Puisi, Pukau Ribuan Orang di Simpang 7 Kudus

Baca juga: Peringatan 100 Tahun Chairil Anwar, Rumah Sastra Kaliwungu Kendal Gelar Pembacaan Sepuluh Puisi

Buku tersebut merupakan antologi tunggal ketiga karya Beno

Buku berisi 73 puisi yang ditulisnya dari tahun 1992 hingga Januari 2023. 

Buku pertama, Sajak Sampah Gerinda Baja (1993).  Buku puisi kedua, Ensiklopedi Kesedihan (2008), Panen ( 2023).

Dalam sambutannya, Beno mengatakan, peluncuran Buku Panen sempat mendapat pertanyaan besar dari teman-temannya karena di zaman susah justru menerbitkan sebuah buku. 

Namun, keteguhan dan keyakinannya yang kuat dapat menunjukan jika buku puisinya habis terjual sebelum di launching.

“Kadang kita mesti melakukan kegilaan di tengah suasana yang bisa disebut zaman edan ini. Dan buku ini bukti dari kegilaan yang dapat diapresiasi,” bebernya.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved