Berita Kudus

Cerita Hidyat, Anak Tuna Daksa Tampil Apik Baca Puisi, Pukau Ribuan Orang di Simpang 7 Kudus

Penyandang disabilitas tuna daksa, Hidayat, tampil apik saat membacakan puisi di Alun-alun Simpang 7 Kudus. Penampilannya pukau ribuan penonton

TribunMuria.com/Saiful Masum
Hidayat Wahyu Pradana, disabilitas asal Kudus, bacakan puisi di depan ribuan orang di Alun-alun Simpang Tujuh, Minggu (11/9/2022). 

Anak difabel tuna daksa, Hidayat, tampil apik saat membacakan puisi di Alun-alun Simpang 7 Kudus. Ia memukau ribuan penonton yang hadir. Rupanya, Hidayat memang sering tampil baca puisi.

Seperti apa?

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Keterbatasan bukanlah menjadi hambatan untuk berprestasi. Hal itu yang ditunjukkan Hidayat Wahyu Pradana, disabilitas asal Kabupaten Kudus

Hidayat adalah disabilitas tuna daksa yang kini mendapatkan bimbingan dan terapi di Rumah Belajar Anak (RBA) Kabupaten Kudus

Meski memiliki berbagai keterbatasan, Hidayat tak kenal lelah mengembangkan bakatnya dalam hal membaca puisi. 

Tercatat sudah beberapa kali dia tampil membacakan puisi berbagai judul di depan khalayak umum.

Capaian tertingginya adalah juara 2 lomba puisi se-Karesidenan Pati.

Pada, Minggu (11/9/2022) malam, pelajar SMP di SLBN Purwosari itu ditunjuk membawakan sebuah puisi dalam acara penutupan Pekan UMKM Kabupaten Kudus 2022.

Hidayat tampil membawakan puisi berjudul 'Aku Sama Denganmu' karya Kepala Lembaga Terapi Anak Berkebutuhan Khusus, Rumah Belajar Anak (RBA) Kabupaten Kudus, Viena Widayani.

Dia tampil di hadapan ribuan orang di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus.

Pelatih Hidayat, Viena mengatakan, anak didiknya hanya membutuhkan waktu sehari untuk menghafal teks puisi. 

Bakat yang dimiliki Hidayat, kata dia, terus terasah setiap manggung, sehingga terus terlatih ketika pentas di atas panggung.

"Memang Hidayat ini punya bakat di bidang pentas puisi."

"Beberapa kali juga diundang pribadi oleh tokoh masyarakat untuk membawakan puisi," terangnya.

Viena menjelaskan, pada kesempatan ini, puisi yang dibawakan Hidayat menceritakan tentang keinginan penyandang disabilitas agar disamakan dengan masyarakat pada umumnya. 

Kata dia, disabilitas ingin menunjukkan bahwa mereka bisa berkarya dengan baik untuk membanggakan orangtua, dan teman-teman sekelilingnya.

"Dengan keterbatasan, disabilitas bisa lebih hebat dengan segala kemampuan yang dimiliki."

"Setelah itu, juga ada penampilan musik angklung dan band lokal disabilitas dari empat orang penyandang tuna netra," ujarnya. (SAM)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved