Berita Semarang
Solichul Huda: Peretas Situs Web Polrestabes Semarang Hacker Pemula Sedang Belajar
Pakar IT Digital Forensik Semarang, Solichul Huda menilai peretas situs web resmi Polrestabes Semarang termasuk hacker pemula.
Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Pakar IT Digital Forensik Semarang, Solichul Huda menuturkan, kegiatan peretasan menyasar website setingkat Polrestabes dan pemerintah daerah bukan pekerjaan sulit.
Kegiatan tersebut biasanya dilakukan para hacker pemula yang sedang belajar.
Rata-rata usia mereka yang melakukan tindakan tersebut masih terhitung remaja di bawah usia 17 tahun.
Baca juga: Situs Web Polrestabes Semarang Diretas MR.ROBERY27, Pajang Pesan Ujaran Kebencian ke Polisi

"Kemampuan mereka tidak bagus-bagus amat, bukan peretas handal, kalau handal retas bank," ujarnya kepada Tribun Jateng, Sabtu (4/3/2023).
Huda menilai, segi keamanan website Polres maupun pemerintah daerah memang rentan disusupi hacker.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan sistem yang diterapkan di dunia perbankan.
Kunci kelemahan yang utama berada pada penjaga atau administrator website yang standby selama 24 jam.
Website milik Polres maupun Pemda tidak menerapkan hal itu sehingga wajar saja dapat mudah disusupi hakcer.
Kasus sejenis itupun acap kali terjadi.
"Maka biasanya Kerja-kerja hacker melakukan penyusupan di atas pukul 19.00 ketika lepas jam kantor," ujarnya.
Supaya kejadian serupa tidak terulang, ia menyarankan Polrestabes Semarang untuk memberikan mandat kepada anggotanya yang bertugas menjadi admin.
Admin bertugas mengawasi selama 24 jam sehingga ketika ada gerakan penyusup yang mencurigakan bisa segera dideteksi dengan mudah lalu dikeluarkan dari sistem website.
"Menjaga 24 jam bukan berarti di depan komputer seharian, pekerjaan itu bisa diremote dari manapun dan kapanpun," terangnya.
Langkah lain yang perlu dilakukan polisi yakni segera memulihkan website tersebut.
Kondisi bisa lebih baik semisal memiliki website backup sehingga ketika rusak dapat diupload ulang.
"Backup adalah kunci utama, rusak bisa pasang lagi," katanya.
Langkah berikutnya, pihak kepolisian dapat mencari dan menemukan pelakunya.
Semisal tertangkap tidak usah memandang kagum ketrampilan mereka.
Langsung saja dilakukan upaya penegakan hukum.
Sebab, beberapa kasus terjadi pihak berwajib malah merekrut para hacker.
Padahal kemampuan mereka hanya standar.
"Jangan sampai kagum melihat orang berhasil meretas website atau aplikasi pemerintah sebab itu terhitung gampang," tandasnya.
(iwn)
Pegadaian Kanwil XI Semarang Gelar Khitan Massal, 200 Anak Dikhitan Gratis dengan Metode Modern |
![]() |
---|
Ontosoroh Modern dalam Monolog ‘Paramita’ Teater HAE Semarang, Peringati Seabad Pramoedya |
![]() |
---|
Rekomendasi 5 Barbershop Terbaik di Semarang, Apa Saja? Simak Daftarnya |
![]() |
---|
Ihwal TNI Masuk Kampus, Wakil Rektor UIN Walisongo Semarang: Seperti Zaman Orde Baru |
![]() |
---|
HUT ke-124 Pegadaian 'Meng-Emas-kan Indonesia', Edy: Terus Jadi Solusi Keuangan Masyarakat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.