Berita Kudus

Kisah Siswa SDN 4 Karangrowo Kudus, Sekolah 2 Bulan Terendam Banjir, Pergi-Pulang Naik Perahu

Ratusan siswa SD Negeri 4 Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kudus, harus naik perahu saat pergi-pulang sekolah, lantaran sekolah mereka 2 bulan kebanjiran

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Rezanda Akbar D
Siswa SDN 4 Karangrowo, Kudus, menggunakan perahu untuk berangkat dan pulang sekolah, lantaran akses dan sekolahan mereka banjir hingga 80 cm, Rabu (1/3/2/2023). Banjir telah menggenangi area sekolah dan permukiman warga setempat sejak 2 bulan lebih. 

Menurut dia, bantuan penggunaan perahu tersebut akan terus berlangsung hingga banjir surut.

"Ada dua perahu, akses anak-anak dibantu dengan naik perahu karet dari BPBD dan perahu kayu dari warga. Perahunya ditarik oleh relawan," katanya. 

"Mereka ada ujian tengah semester genap jadinya harus berangkat sekolah. Semangat anak-anak juga tinggi," tutupnya.

Warga minta pemerintah normalisasi Sungai Juwana

Anak-anak di Dukuh Krajan, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, berenang di depan rumahnya yang tergenang air banjir yang keruh dengan kedalaman sekitar 80 cm.
Anak-anak di Dukuh Krajan, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, berenang di depan rumahnya yang tergenang air banjir yang keruh dengan kedalaman sekitar 80 cm. (TribunMuria.com/Rezanda Akbar D)

Sebelumnya diberitakan, warga Dukuh Krajan, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, sudah lebih dari dua bulan dilanda banjir yang tak kunjung surut.

Banjir yang menggenangi Krajan, merupakan luapan dari Sungai Juwana yang melintasi wilayah tersebut.

Sungai Juwana mengalami pendangkalan karena sedimentasi.

Karena itu, warga setempat meminta pemerintah segera melakukan normalisasi Sungai Juwana.

Kepala Dukuh Krajan, Kuntoro, mengatakan bahwa Sungai Juwana memiliki peran penting agar banjir yang selama ini merendam Kraja bisa segera surut.

"Kalau hujan deras sekali banyak sampah-sampah di Sungai Juwana," terangnya, Selasa (28/2/2023).

Hal tersebut membuat Sungai Juwana di sekitaran Dukuh Krajan menjadi dangkal.

"Kendalanya ya itu, kami meminta untuk Sungai Juwana dikeruk."

"Masyarakat sudah dua bulan ini kebanjiran. Dua bulan ini ada yang belum surut," urainya.

Akibatnya tidak sedikit warga yang sakit lantaran dampak air kotor yang merendam desa.

Para masyarakat sebagian terjangkit penyakit batuk pilek, demam, dan gatal-gatal. 

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved