Pelecehan Seksual

Kronologi Santriwati Diduga Dilecehkan Pengasuh Ponpes di Ungaran Kabupaten Semarang 

Pengasuh pondok pesantren itu semula meminta korban untuk mengambilkan panci berisi jagung. Pelaku lantas bicara hal mesum.

Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: Muhammad Olies
net
Ilustrasi pelecehan seksual 

TRIBUNMURIA.COM, UNGARAN - Polres Semarang menerima laporan dugaan santriwati yang jadi korban pelecehan seksual di pondok pesantren di Ungaran, Kabupaten Semarang.

Kapolres Semarang, AKBP Achmad Oka Mahendra mengatakan pihaknya sedang memanggil saksi dan mengumpulkan barang bukti terkait kasus ini.

"Saat ini rekan-rekan di unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Semarang sedang melakukan penyidikan guna mendalami kejadian tersebut,” ungkap dia kepada Tribunjateng.com, Selasa (28/2/2023).

Pengacara korban, Surya Kusumawardhana mengungkapkan kronologi dari dugaan peristiwa pelecehan seksual yang menimpa santriwati berinisial N (16) tersebut.

Surya mengatakan, pelaku yang diduga guru agama atau pengasuh dari pondok pesantren itu semula meminta korban untuk mengambilkan panci berisi jagung.

Saat mengupas kulit jagung, lanjut dia, pelaku justru membicarakan hal mesum seusai melihat rambut jagung.

“Pelaku diduga bertanya apakah korban memiliki rambut seperti itu atau tidak, kemudian menciumi korban hingga meminta korban memegang alat kelamin pelaku,” kata Surya.

Baca juga: Pengasuh Ponpes di Ungaran Dilaporkan Polisi, Diduga Lakukan Pelecehan Seksual ke Santriwati 

Baca juga: Rans FC Tahan Imbang Persebaya 2 - 2, Gol Makan Konate Gagalkan Kemenangan Bajul Ijo

Baca juga: Polisi Buru Pelaku Pelecehan Modus Rogoh Pantat di Salatiga, Korban Alami Trauma

Surya juga menjelaskan, dari cerita korban, terduga pelaku juga sempat memasukkan tangannya ke alat kelamin korban.

Dari dugaan itu, pihak korban kemudian melakukan visum di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.

“Hasil visum, selalut kelamin korban luka akibat mengalami gesekan atau dorongan dari tangan pelaku,” imbuh dia.

Surya menjelaskan, korban mengalami trauma dan tidak mau kembali lagi ke pondok pesantren tersebut.

Bahkan, menurut dia, setelah kejadian pelecehan itu, korban diminta untuk tidak menceritakan ke siapapun dan diberi uang tutup mulut oleh terduga pelaku.

“Korban juga sempat dikasih uang kurang lebih Rp 250 ribu. Dugaan saya, ada korban lain, karena banyak juga pelajar yang lari dari ponpes tersebut,” ujar dia. (*)

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved