Jejak Sejarah
Eksis Sejak Awal Abad 18, Kampung Melayu, Pemukiman Multietnis Pertama di Kota Semarang
Kampung Melayu Kota Semarang merupakan pemukiman kuno. Kampung Melayu sudah ada sejak awal abad 18.
Penulis: Budi Susanto | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kampung Melayu Kota Semarang merupakan pemukiman kuno. Kampung Melayu sudah ada sejak awal abad 18.
Pada abad 16 akhir hingga abad 17 kampung tersebut menjadi tempat singgah bagi masyarakat multi etnis.
Hal tersebut karena wilayah itu tak jauh dari Kali Semarang, yang bisa digunakan untuk bersandar kapal.
Kondisi itu juga dicatat dalam karya Jongkie Tio, Semarang City : A Glance In To The Past terbitan 2007.
Di mana sekitar abad 18, kawasan Kampung Melayu adalah wilayah pelabuhan.
Kali Semarang di masa itu digunakan sebagai jalur transportasi penting komoditas dagang.
Apalagi setelah Belanda memindahkan pusat perdagangan laut dari Jepara ke Semarang.
Hal itu membuat Kampung Melayu ramai disinggahi berbagai etnis, baik dari Melayu, Tionghoa, hingga pedagang Yaman.
Kampung Melayu juga familiar dengan sebutan Kampung Ndarat.
Sebab, pelabuhan di Kampung Melayu sering digunakan untuk mendaratkan kapal-kapal orang Melayu.
Selain Kampung Ndarat, wilayah tersebut terkenal dengan nama Dusun Ngilir. Dusun Ngilir terletak pada pertemuan antara Kali Semarang dan Kali Cilik.
Pada peta kolonial tahun 1695, Kali Cilik dapat dilewati oleh jungkung atau kapal kecil.
Baca juga: Kapal Pesiar MS Amera Bersandar di Tanjung Emas, Turis Keliling Kota Lama hingga Borobudur
Baca juga: Peringati Ulang Tahun Pramoedya Ananta Toer Ke-98, Ini yang Dilakukan Pramis dan Pataba
Baca juga: DUHH! Laga PSIS vs Persebaya Dimungkinkan Ditunda, Belum Kantongi Izin Polisi
Liem Thian Joe dalam buku Riwayat Semarang menyebutkan, Dusun Ngilir merupakan tempat bermukim bagi orang-orang yang bekerja mengantarkan penumpang menggunakan jungkung.
Orang-orang tersebut acapkali mengantarkan penumpang ke Jepara, Kendal dan lokasi lainnya.
Sumber dari peta Atlas Mutual Heritage, pada 1741 Kampung Melayu semakin berkembang.
Jejak Komunitas Yahudi di Kota Semarang, Ada Makam di Bergota yang Usianya Hampir 100 Tahun |
![]() |
---|
Masjid Menara Kampung Melayu, Usianya 221 Tahun, Perpaduan Arsitektur Arab, Melayu dan Jawa |
![]() |
---|
Usia Hampir Satu Abad, Ini Sejarah Centrale Buzgerlijke Ziekewsichting yang Jadi RSUP Dr Kariadi |
![]() |
---|
Nestapa Pribumi Gegara Kebijakan Eigendom Era Kolonial, Kakek Jumani Harus Sewa Lahan Milik Sendiri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.