Berita Tegal
Tradisi Gotong Toa Pe Kong Tegal, Ada Sejak Era Soekarno, Pernah Dilarang 8 Tahun Saat Orde Baru
Warga keturunan Tionghoa Kota Tegal sedang berbahagia dengan pelaksanaan tradisi Gotong Toa Pe Kong yang digelar Sabtu-Minggu (4-5/2/2023)
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNMURIA.COM,TEGAL- Warga keturunan Tionghoa Kota Tegal sedang berbahagia dengan pelaksanaan tradisi Gotong Toa Pe Kong yang digelar dua hari, Sabtu-Minggu (4-5/2/2023)
Tradisi tersebut dilaksanakan saat Cap Go Meh, atau tanggal ke-14 dan 15 Imlek.
Tetapi siapa sangka, tradisi yang sudah ada sejak kepemimpinan Presiden Soekarno tersebut pernah dilarang selama 8 tahun.
Saat itu pelarangan berlangsung di era kepemimpinan Wali Kota Tegal, H M Zakir.
Pelarangan berlangsung pada 1990-1998.
Rohaniawan Kelenteng Tek Hay Kiong Tegal, Chen Li Wei mengatakan, Kirab Gotong Toa Pe Kong dan sembahyang laut di pelabuhan sudah ada sejak zaman Presiden Soekarno.
Tetapi sebelum era reformasi, Kirab Gotong Toa Pe Kong sempat dilarang selama delapan tahun.
Baca juga: Remaja Tanggung Asal Kalinyamatan Jepara Tewas, Berkelahi dengan Teman Usai Nonton Orkes
Saat itu pelarangan bukan dari pemerintah pusat, melainkan datang dari Pemerintah Kota Tegal.
Sehingga pengurus kelenteng hanya bisa melakukan sembahyang laut dan patung para dewa dibawa menggunakan mobil.
"Larangan itu ada saat dijabat Wali Kota Zakir. Itu delapan tahun dia memerintah Kota Tegal, delapan tahun kita dilarang arak-arakan Toa Pe Kong," kata Chen Li Wei kepada tribunjateng.com.
Chen Li Wei menjelaskan, pelaranga Kirab Gotong Toa Pe Kong tersebut tidak memiliki alasan yang jelas.
Saat itu alasannya selalu saling lempar.
Wali Kota Zakir menyebut pelarangan berasal dari Organisasi Sospol (Sospol). Namun sebaliknya Sospol menyebut pelarangan dari Wali Kota Zakir.
"Tetapi setelah Zakir lengser setelah reformasi pada 1998. Tahun 1999, kita mulai kirab lagi," ujarnya.
Chen Li Wei mengatakan, Kirab Gotong Toa Pe Kong ini oleh warga keturunan Tionghoa dipercaya akan membawa keberkahan.
Jadi jalan-jalan yang yang dilewati akan membawa berkah.
Sehingga umat akan antusias menyaksikan dan ikut menggotong tandu para dewa.
"Para dewa itu seperti layaknya zaman dulu, melakukan inspeksi ke masyarakat. Maka umat yang dilewati akan bersembahyang dan percaya akan mendapatkan berkah," jelasnya. (fba)
4 Sapi di Kota Tegal Terkena PMK, Gejalanya Kaki Bengkak, DKPP Minta Pedagang Minta SKKH |
![]() |
---|
Bak Krupuk Disiram Air, Remaja Sok Jago Mau Tawuran di Tegal Nangis saat Ditangkap Polisi |
![]() |
---|
HNSI Jateng Keras Tolak Rencana WTO Larang 8 Subsidi Perikanan: Itu Memiskinkan Nelayan |
![]() |
---|
Detik-detik Kebakaran Karaoke Orange Tegal, Tim Inafis Polda Jateng: Titik Api Diduga dari Musala |
![]() |
---|
UPDATE Kebakaran Karaoke Orange Tegal: 7 Pemandu Lagu Terjebak, 6 Korban Tewas Lemas Hirup Asap |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.