Berita Jateng

Miras Impor di Semarang Sudah Ada Sejak Masa Kolonial, Orang Eropa Bawa Tradisi Keseharian Mereka

Peredaran minuman keras impor di Semarang sudah berabad-abad silam. Apalagi semenjak Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) menguasai pada 1719.

Penulis: Budi Susanto | Editor: Moch Anhar
Arsip KITLV
Arsip KITLV, berjudul Poto Een bar met Beck's bier op de Koloniale Tentoonstelling te Semarang 1914. Saat digelar Koloniale Tentoonstelling di Kota Semarang, pemerintah kolonial menyediakan lokasi khusus untuk minum minuman keras. 

Tak berhenti sampai di situ, pada 18 Februari 1932.

Java Bier, minuman keras buatan perusahaan luar juga dipasarkan di Kota Semarang.

Dikatakan Tri Lestari Budi Rahayu, satu di antara pemerhati sejarah Kota Semarang, mengonsumsi minuman keras menjadi budaya masyarakat Eropa.

Alhasil, ketika mereka datang ke Kota Semarang mereka juga membawa kebudayaan tersebut.

Baca juga: Jelang PSIS vs Persib 31 Januari, M Ridwan: Patut Ekstra Waspada

Sejumlah artefak berupa buli-buli atau tempat menyimpan minuman keras orang Eropa juga ditemukan di Kota Semarang.

"Buli-buli jadi satu di antara bukti bahwa masyarakat Eropa ikut menyebarkan budaya mengkonsumsi minuman keras di Kota Semarang," terangnya, Jumat (27/1/2023).

Masifnya peredaran minuman keras impor direspons oleh Pemerintah Republik Indonesia Pasca kemerdekaan.

Saat itu, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan UU Nomor 1 Tahun 1954 tentang mempersatukan opsenten atas cukai dari beberapa jenis barang dalam pokoknya kenaikan jumlah cukai atas alkohol. (*)

 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved