Berita Jepara
Harga Cabai Sempat Rp200.000 Per Kilogram di Karimunjawa, Pemkab Kirim Bantuan Bahan Pangan
Pemerintah Kabupaten Jepara mengirimkan bantuan bahan pangan ke Karimunjawa, di antaranya 4 ton beras dan 2 ton telur.
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Pemerintah Kabupaten Jepara mengirimkan 4 ton beras dan 2 ton telur ke Karimunjawa.
Bantuan itu diberikan kepada warga setempat setelah terdampak cuaca ekstrem yang terjadi sejak Jumat (23/12/2022) lalu.
Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta mengatakan, bantuan tersebut dikirimkan pada hari ini, Jumat (30/12/2022), berbarengan dengan kepulangan 201 warga Karimunjawa.
Bantuan itu akan diberangkatkan dengan KM Kelimutu.
Rencananya kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, sekira pukul 23.00 WIB.
"Ada juga bantuan paket sembako. PMI memberikan 100 paket. Dinsospermades memberikan 100 paket," terang Edy Supriyanta.
Bantuan iti diberikan agar warga Karimunjawa tidak kesulitan mendapatkan bahan pangan pokok.
Berdasarkan penelusuruan, Tribunmuria.com, stok logistik pangan di Karimunjawa saat ini menipis.
Beberapa kapal nelayan milik warga setempat pun nekat berlayar untuk mengambil sembako ke Kabupaten Jepara.
Data terakhir yang didapatkan Tribunmuria.com, harga telur kini mulai turun menjadi Rp40 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp45-50 ribu.
Harga cabai sudah turun menjadi Rp80 ribu dari harga sebelumnya Rp200 ribu.
Terpisah, Camat Karimunjawa Muslikin mengungkapkan, bantuan tersebut akan dibagikan kepada warga Karimunjawa.
Pihaknya akan membagikan bantuan itu secara merata.
Warga nekat berlayar di tengah cuaca buruk
Cuaca buruk yang berimbas lumpuhnya rute pelayaran Jepara-Karimunjawa dan sebaliknya, memicu kekhawatiran warga Karimunjawa.
Warga kepulauan yang ada di Laut Jawa itu khawatir kehabisan logistik seiring lumpuhnya aktivitas moda transportasi jalur laut tersebut.
Jika cuaca tak kunjung membaik, maka tambahan stok logistik pangan warga yang biasanya didatangkan dari daratan Jepara juga terkendala.
Praktis, warga hanya mengandalkan stok logistik yang tersisa. Jika kondisi ini terus berlangsung maka stok pangan bisa habis.
Kondisi ini membuat Mujahidin (46) nekat mengemudikan perahunya dari Karimunjawa menuju Jepara, Selasa (27/12/2022).
Berangkat pukul 08.00 WIB, perahu berukuran GT-26 tiba di Pelabuhan Jepara pukul 15.00 WIB.
Setiba di pelabuhan, perahu bernama Barokah mengangkut berbagai macam logistik pangan, di antaranya telur, gula, beras, sayur-sayuran, dan yang lainnya.
Pria asal Desa Kemujan Karimunjawa itu mengaku nekat berlayar karena khawatir stok logistik di Karimunjawa habis.
Meski sudah ada informasi cuaca buruk, dia mengungkapkan sudah memperhitungkan kondisi gelombang di laut.
Menurut Mujahidin, kondisi gelombang pada hari ini Selasa (27/12/2022), masih aman untuk aktivitas pelayaran.
Dia mengakui sepanjang perjalanan memang terhambat oleh gelombang. Namun beruntung Mujahidin tiba di pelabuhan dengan selamat.
Kapal yang dikemudikan Mujahidin adalah rombongan pertama yang melakukan pelayaran dari Karimunjawa ke Jepara, sejak pengumuman penghentian pelayatan, Jumat (23/12/2022).
Dia mengungkapkan barang-barang yang diangkut merupakan titipan dari pelanggannya.
"Kebanyakan sayur-sayuran karena stoknya di sana sudah hampir habis," kata Mujahidin kepada tribunmuria.com.
Kini ia memantau kondisi cuaca untuk melanjutkan perjalanan balik ke Karimunjawa. Rencananya, ia balik ke kampung halaman usai subuh.
Sementara itu, Camat Karimunjawa Muslikin menyampaikan stok sembako di wilayah ibukota kecamatan Karimunjawa tergolong aman. Stok beras tersisa 6 ton dan gula 21 ton.
Sementara untuk telur, minyak goreng, dan tepung masih tersedia di pasaran. Namun, kata dia, stok tersebut cukup untuk satu pekan.
Muslikin menyebut warga Karimunjawa sudah terbiasa dengan kondisi musim angin baratan. Warga yang berada di luar ibukota kecamatan sudah menyiapkan stok sembako yang cukup.
Muslikin juga mengetahui ada sejumlah warga Karimunjawa yang melakukan pelayaran dari Karimunjawa ke Jepara untuk mengambil logistik.
Menurutnya, warga Karimunjawa sudah sangat menguasai kondisi medan laut.
Sehingga mereka telah memperhitungkan saat-saat yang tepat untuk berlayar di tengah cuaca buruk.
"Yang dari Batu Lawang informasinya malam ini mau berangkat ke Jepara. Karena membaca cuacanya malam ini agak reda dibanding pagi," ujarnya.
Dia berharap kondisi cuaca kembali membaik sehingga pelayaran kembali normal.
Dengan demikian warga Karimunjawa tidak khawatir stok logistik pangan tidak habis. (*)