Berita Internasional

Viral Ramalan Mantan Presiden Rusia: Inggris vs Prancis Perang, Elon Musk Jadi Presiden Amerika

Viral ramalan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, bahwa Elon Musk akan jadi Presiden Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) bubar.

Dokumentasi Sekretariat Kabinet
Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan CEO Tesla Inc, yang juga pendiri Space X di Boca Chica, Amerika Serikat (AS), Sabtu (14/5/2022). Pada Agustus 2022, Tesla meneken perjanjian kerja sama dengan dua perusahaan China yang berdiri di Morowali, RI. 

Pejabat Rusia itu juga memperkirakan akan pecah perang saudara di California dan sebagai akibatnya Texas akan berdiri sebagai negara sendiri.

Dalam prediksinya, Texas dan Meksiko akan bergabung menjadi satu negara.

Selain itu, Medveded meramalkan Elon Musk akan menang pemilihan presiden di beberapa negara bagian AS.

Untuk ekonomi, Medvedev memprediksi pusat-pusat pasar modal akan meninggalkan Amerika Serikat dan Eropa dan pindah ke Asia.

Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia "akan bubar" sementara dolar dan euro tidak lagi menjadi bentuk cadangan devisa global.

Barat main catur dengan kematian

Dilansir kompas.com Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, AS beserta sekutunya berusaha memprovokasi pecahnya Rusia.

Dia juga memperingatkan bahwa upaya tersebut sama saja dengan bermain catur dengan kematian, sebagaimana dilansir The National.

Hal tersebut disampaikan Medvedev, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, dalam unggahan di aplikasi perpesanan pada Sabtu (3/9/2022).

Sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut memperingatkan Barat bahwa upaya untuk mendorong Rusia menuju kehancuran akan mengarah pada kiamat.

Dalam beberapa bulan terakhir, Medvedev kerap membuat pernyataan yang terdengar jauh lebih keras daripada yang dikeluarkan oleh para pejabat Kremlin lainnya.

Medvedev menuduh bahwa sejumlah negara Barat berupaya mengambil keuntungan dari konflik militer di Ukraina untuk mendorong Rusia ke disintegrasi putran baru.

“Melakukan segalanya untuk melumpuhkan lembaga-lembaga negara Rusia dan menghilangkan kontrol yang efisien dari negara, seperti yang terjadi pada 1991,” ucap Medvedev merujuk pada tahun keruntuhan Uni Soviet.

“Itu adalah mimpi kotor dari orang-orang sesat Anglo-Saxon, yang pergi tidur dengan pikiran rahasia tentang pecahnya negara kita, berpikir tentang bagaimana menghancurkan kita menjadi berkeping-keping, memotong kita menjadi potongan-potongan kecil,” sambung Medvedev.

Dia menuturkan, upaya seperti itu sangat berbahaya dan tidak boleh diremehkan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved