Berita Internasional
Lee Jae-myung Presiden Korsel yang Baru Janjikan Perdamaian dengan Korea Utara
Presiden Korea Selatan (Korsel) yang baru, Lee Jae-myung berjanji akan mengupayakan perdamaian dengan Korea Utara, sesama negara di Semenanjung Korea.
TRIBUNMURIA.COM, SEOUL – Korea Selatan telah melangsungkan pemilihan presiden (Pilpres) pada Selasa (3/6). Pemimpin Partai Demokrat Lee Jae-myung terpilih sebagai Presiden Korea Selatan (Korsel) yang baru. Presiden ke-14 negara tersebut.
Ketua Komisi Pemilihan Nasional Korea Selatan Roh Tae-ak, pada Rabu (4/6) pagi waktu Korea Selatan, mengatakan Lee Jae-myung unggul telak atas Kim Moon-soo -kandidat konservatif dari partai mantan Presiden Yoon Suk Yeol. Yoon dimakzulkan setelah berupaya memberlakukan darurat militer pada akhir tahun lalu.
“Komisi Pemilihan Nasional dengan ini menyatakan Lee Jae-myung dari Partai Demokrat sebagai presiden terpilih,” katanya.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Pesawat Jeju Air Korea Selatan: Mendarat Tanpa Roda, Meledak Sisakan Ekor
Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Pesawat Jeju Air Korea Selatan Tewaskan 140 Orang, Api di Mesin Jet
Lee Jae-myung, seorang mantan buruh pabrik, dilantik sebagai presiden baru Korea Selatan dalam upacara pengambilan sumpah pada Rabu (4/6) pagi waktu setempat, di Majelis Nasional, Seoul. Dia menekankan pentingnya rekonsiliasi dan mengembalikan demokrasi, serta melangkah maju dengan harapan dan memulai babak baru.
Sebagai presiden baru, Lee menghadapi berbagai tantangan besar. Mulai dari perlambatan pertumbuhan ekonomi dan perang dagang global, hingga ketegangan militer antara Korea Utara (Korut) yang bersenjata nuklir dan Rusia. Selain itu, negara masih berguncang akibat kekacauan yang dipicu oleh deklarasi darurat militer Yoon dan kebangkitan sayap kanan yang menurut para ahli sangat mengguncang rasa demokrasi kolektif Korea Selatan.
“Meskipun kita mungkin telah berselisih untuk sementara waktu, bahkan mereka yang tidak mendukung kita tetaplah warga negara Republik Korea,” ujar Lee.
Lee juga berjanji akan mendorong dialog, komunikasi, dan kerja sama dengan Korea Utara yang secara teknis masih dalam keadaan perang dengan Korea Selatan. Ia berharap nantinya dapat menemukan jalan menuju hidup berdampingan secara damai dan kemakmuran bersama dengan Korut.
Mantan Presiden Yoon memindahkan pusat pemerintahan dari Blue House ke gedung baru di Yongsan. Lee sebelumnya menyatakan tidak akan menggunakan gedung tersebut. Fokus perhatian saat ini tertuju pada penunjukan kepala staf kepresidenan, perdana menteri, dan direktur Badan Intelijen Nasional.
Di sisi lain, sejumlah warga menyaksikan upacara pelantikan Lee Jae-myung di Luar Majelis Nasional. Bagi banyak pemilih, seperti Noh Min-young (20), yang aktif memprotes deklarasi darurat militer Yoon, hasil pemilu ini menjadi angin segar dan harapan untuk mengembalikan negara ke jalur yang benar.
“Saya senang sekarang. Tidak ada risiko hasil pemilu dibatalkan, dan marginnya cukup untuk tidak kehilangan momentum dalam memberantas pemberontakan atau menerapkan kebijakan,” kata Noh kepada AFP.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, segera memberikan ucapan selamat dan berharap dapat menjalin kerja sama dengan pemerintahan Lee yang selama ini cenderung menjaga jarak dengan Amerika Serikat.
“Aliansi Washington dengan Seoul sangat kuat,” ujar Rubio dalam pernyataan resmi, seraya menekankan nilai-nilai bersama dan hubungan ekonomi yang dalam.
Kegagalan pesaing Lee
Para analis menilai keberhasilan Lee lebih disebabkan oleh kegagalan pesaingnya daripada kekuatan dirinya sendiri. Kim Moon-soo terhambat pertikaian politik dan perpecahan suara sayap kanan akibat munculnya kandidat pihak ketiga. Meski begitu, Gi-Wook Shin, profesor sosiologi Universitas Stanford, menilai Lee akan membawa perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Korea Selatan.
“Lee diharapkan memprioritaskan aliansi dengan Amerika Serikat sekaligus mengupayakan keterlibatan dengan China dan Korea Utara,” ujarnya. Pendekatan ini menandai perubahan dari kebijakan para pendahulu, termasuk Yoon, yang lebih fokus pada Korea Utara dan Amerika Serikat secara terpisah.
Perang 12 Hari Iran-Israel Resmi Berakhir, Tiga Negara Klaim Kemenangan |
![]() |
---|
Prabowo Pilih Temui Putin di Rusia daripada Hadiri KTT G7, Pengamat: Itu Pilihan Tepat |
![]() |
---|
Calon Presiden Kolombia Miguel Uribe dari Partai Oposisi Ditembak saat Kampanye di Bogota |
![]() |
---|
'Operasi Jaring Laba-laba' Ukraina Rugikan Moskwa Rp114 Triliun, Hancurkan 41 Pesawat Militer Rusia |
![]() |
---|
Macron Sebut AS-Eropa Terancam Kehilangan Kredibilitas karena Perang Ukraina dan Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.