Berita Jateng
Kisah Pilu Ojol Perempuan di Semarang, Pernah Dirayu Tukar Kembalian Pakai Ciuman
Menjadi tukang ojek online perempuan memiliki beragam kisah yang menyedihkan sampai dirayu tukar kembalian pakai ciuman.
Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Raka F Pujangga
Selain penghasilan tidak menentu, tantangan di jalan sangat besar.
Seperti dialaminya belum lama ini yakni jadi korban tabrak lari.
"Ketika itu mau pulang ke Boja, orderan terakhir. Tiba-tiba di BSB ditabrak mobil dari belakang saat malam hari sekira pukul 22.00," ungkapnya.
Apesnya, ia ketika ingin mengklaim biaya pengobatan kecelakaan tersebut kepada perusahaan ternyata gagal lantaran ketika kejadian hanya mengenakan atribut rompi ojol bukan jaket ojol.
Kondisi itu jadi alasan perusahaan untuk tidak memberikan jaminan asuransi kecelakaan.
Maka, biaya pengobatan sakitnya harus ditanggung secara mandiri.
"Ini saja belum sembuh, masih terasa pusing. Kalau periksa ya bayar sendiri," tuturnya.
Baca juga: Khawatir Saling Serobot, Paguyuban Ojek Menara Kudus Tak Mau Pindah Ke Terminal BK
Dengan kondisi tersebut, ia menyebut, tak akan selamanya menjadi ojol apalagi usianya yang sudah kepala enam.
Ia rencana akan kembali berjualan minuman kembali lagi seperti dulu.
"Ngojol itu capek jadi kedepan mau jualan lagi," katanya.
Sementara, ojek online perempuan, Umi Kulsum mengatakan, sudah menjadi ojek online selama lima tahun.
Dulunya, ia pemilik usaha laundri.
Bertahun-tahun hidup di aspal jalanan memaksanya menjumpai pengalaman tak mengenakan.
Di antaranya ketika hendak dilecehkan oleh customernya.
"Iya ada customer kurang ajar, minta dicium," paparnya.