Berita Jateng

Tol Semarang-Demak Siap Dibuka saat Libur Nataru, Progres Kontruksi Sesi Dua Capai 98 Persen

Tol Semarang-Demak akan siap dibuka untuk fungsional pada saat libur Natal dan Tahaun Baru (Nataru). Saat ini progres pengerjaan sesi dua capai 98%.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Tito Isna Utama
Kondisi Tol Semarang-Demak sesi II, yang berada di Kadilangu, Demak, Kamis (27/10/2022). Progres konstruksi Tol Semarang-Demak sesi II sudah mencapai 98 persen, dan siap dibuka secara fungsional pada libut Nataru. 

TRIBUNMURIA.COM, DEMAK - Tol Semarang-Demak akan siap dibuka untuk fungsional pada saat libur Natal dan Tahaun Baru (Nataru).

Namun, hal ini masih menunggu instruksi dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Demikian disampaikan PT Pembangunan Perumahan (PP) Tol Semarang - Demak.

Baca juga: Kontruksi Tol Semarang - Demak Seksi 2 Capai 95 Persen, Ditargerkan Rampung Akhir Oktober 2022

Baca juga: Ganti Rugi Lahan Exit Tol Semarang-Jogja di Temanggung Tak Layak, Warga Ngadu ke LBH Pengayom

Direktur Utama PT PP Semarang-Demak Siswantono mengatakan pembangunan konstruksi jalan tol Semarang-Demak seksi 2 sepanjang 16,31 kilometer (Km) itu sudah hampir selesai.

Hingga saat ini, disebutkannya, progres konstruksi jalan Tol Semarang-Demak telah mencapai 98 persen.

Dengan pencapain progres kontruksi hampir selesai itu, pihaknya masih menunggu instrusi Kementrian PUPR untuk membuka akses jalan Tol Semarang-Demak.

"Kami menunggu Instruksi dari kementrian PUPR, tapi kamu sudah siap kalau nanti memang dibuka untuk Nataru," kata Siswantono kepada TribunMuria.com, Kamis (27/10/2022).

Diketahui pekerjaan Tol Semarang-Demak terbagi 2 seksi yaitu, seksi 1 Semarang/Kaligawe-Sayung sepanjang 10,69 km yang dibangun dengan porsi pemerintah, yang ditargetkan selesai konstruksinya pada 2024 mendatang. 

Sementara itu untuk Seksi 2 Sayung-Demak sepanjang 16,31 Km yang merupakan porsi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Pembangunan Perumahan (PP) Semarang-Demak yang progressnya telah mencapai 98 persen.

Dia mengatakan untuk target akhir kontruksi di akhir oktober dan direncanakan berlanjut pada Uji Layak Fungsi (ULF) setidaknya hingga dua bulan berikutnya

"Sudah 98 persen, sesuai target akhir Oktober kami selesai," kata Siswantono kepada TribunMuria.com, Kamis (27/10/2022).

Siswanto menjelaskan saat ini pihaknya lebih fokus pada pekerjaan tol gate Kadilangu Demak dan exite tol di Sayung Demak.

"Kami masih mengejar di tol gate demak dikejar kontruksinya sama di exite tol di Sayung pertemuan dengan jalan nasional, kalau di sayung tol gatenya sudah jadi kalau di demak belum," ujarnya.

Dia menuturkan kontruksi jalan Tol Semarang-Demak sesi dua tetap selesai sesuai target yaitu akhir tahun.

Setelah selesai pekerjaan kontruksi, pihaknya melanjutkan dengan Uji Laik Fungsi (ULF), di mana pengecekan dilakukan sejumlah pihak.

Yakni, dari Kementerian PUPR, Bina Marga, dan BPJT, Kementerian Perhubungan atau Perhubungan Darat, dan Satlantas atau dari kepolisian.

Untuk Kementerian PUPR, Bina Marga, dan BPJT akan mengecek keamanan dari konstruksi, struktur,  timbunan, jembatan, parapet, aspal, dan lainnya.

"Akhir Oktober selesai kontruksi sesi 2, karena setelah kontruksinya selesai kami harus ada uji layak dulu, nanti kami kordinasi dengan berbagai instansi terkait," tutupnya.

Anggota DPR RI minta tol dibuka untuk kurangi kemacetan

Terpisah, sebelumnya diberitakan, pembangunan jembatan Wonokerto Demak yang menghubungkan jalur Pantura Kudus-Semarang berdampak terhadap kelancaran arus lalu lintas, kemacetan cukup parah kerap terjadi setiap harinya.

Anggota DPR RI Abdul Wachid menuturkan, kemacetan tersebut berdampak serius terhadap perekonomian warga pantura, lantaran sudah terjadi berbulan-bulan.

Ia pun meminta agar jalan tol Semarang-Demak, terutama di Seksi 2 (Sayung-Demak) bisa dioperasionalkan sementara.

"Akibat pembangunan jembatan Wonokerto-Demak, jalur pantura macet parah sudah berbulan-bulan," kata Abdul Wachid, dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10/2022).

Anggota DPR RI yang juga Ketua Gerindra Jawa Tengah, Abdul Wachid. (ist/dok pribadi)
Menurutnya, kerugian secara ekonomi ditimbulkan akibat kemacetan yang terjadi ini.

Hal itu lantaran moda transportasi sebagai penunjang pergerakan ekonomi masyarakat terhambat mobilitasnya karena kemacetan tersebut.

"Kalau dihitung secara ekonomi kerugian masyarakat pengguna jalan pantura bisa mencapai ratusan milyar Rupiah.

Jelas berdampak ke mobil angkutan barang, angkutan jasa serta pengguna jalan pribadi.

Bayangkan berapa BBM yang terbakar akibat antrean yang rata-rata dua sampai tiga jam dengan ribuan mobil selama 24 jam," papar pria yang juga menjabat Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah ini.

Selain itu, Wachid mengungkapkan, dampak kemacetan tersebut juga berpengaruh terhadap kualitas barang yang diangkut.

"Ditambah lagi kiriman barang tidak bisa tepat waktu.

Bisa menimbulkan kerugian barang tidak segar atau busuk," jelasnya.

Bahkan berdasarkan pengalaman sehari-harinya, Wachid mengatakan, kemacetan yang terjadi dengan adanya pembangunan jembatan Wonokerto bisa menghambat waktu hingga berjam-jam.

"Saya sering melewati jalan tersebut dari Jepara ke Semarang atau sebaliknya, merasakan tidak nyaman dengan macet berjam-jam.

Saya amati pekerjaan jembatan Wonokerto Demak ini terkesan lambat sekali," keluh Wachid.

Semestinya, Wachid menyarankan agar tim pengawasan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) seharusnya sering cek atau sidak lokasi proyek yang terkesan lambat ini.

"Mestinya jenis pekerjaan proyek di jalur utara baik jalan maupun jembatan dikerjakan 24 jam penuh dengan 3 sif pekerjaan. Biar cepat selesai."

"Atau jalur tol Demak-Sayung yang pekerjaannya sudah 90 persen, bisa di buat mengatasi kemacetan dengan mengalihkan mobil kecil bisa lewat jalur tol adapun bus dan truk tetap lewat jalur pantura, dengan begitu kemacetan diharapkan tidak terlalu parah," harap Wachid.

Wachid juga mendorong agar kolega-koleganya di DPR yang merupakan mitra kerja Kementerian PUPR melakukan pengawasan dengan turun langsung ke lapangan guna memastikan proyek tersebut berjalan lancar dan tidak merugikan masyarakat pengguna jalur pantura.

"Saya minta teman-teman DPR RI Komisi 5 segera turun lakukan sidak ke proyek pembangunan jembatan Wonokerto-Demak."

"Apakah pekerjaan nya sudah sesuai progres apa tidak."

"Saya berharap dibuka sementara Jalur Tol Demak sayung untuk mobil Pribadi atau mobil kecil," imbuh anggota Komisi VIII DPR RI itu. (*)

 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved