Berita Jateng

Tol Semarang-Demak Siap Dibuka saat Libur Nataru, Progres Kontruksi Sesi Dua Capai 98 Persen

Tol Semarang-Demak akan siap dibuka untuk fungsional pada saat libur Natal dan Tahaun Baru (Nataru). Saat ini progres pengerjaan sesi dua capai 98%.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Tito Isna Utama
Kondisi Tol Semarang-Demak sesi II, yang berada di Kadilangu, Demak, Kamis (27/10/2022). Progres konstruksi Tol Semarang-Demak sesi II sudah mencapai 98 persen, dan siap dibuka secara fungsional pada libut Nataru. 

Yakni, dari Kementerian PUPR, Bina Marga, dan BPJT, Kementerian Perhubungan atau Perhubungan Darat, dan Satlantas atau dari kepolisian.

Untuk Kementerian PUPR, Bina Marga, dan BPJT akan mengecek keamanan dari konstruksi, struktur,  timbunan, jembatan, parapet, aspal, dan lainnya.

"Akhir Oktober selesai kontruksi sesi 2, karena setelah kontruksinya selesai kami harus ada uji layak dulu, nanti kami kordinasi dengan berbagai instansi terkait," tutupnya.

Anggota DPR RI minta tol dibuka untuk kurangi kemacetan

Terpisah, sebelumnya diberitakan, pembangunan jembatan Wonokerto Demak yang menghubungkan jalur Pantura Kudus-Semarang berdampak terhadap kelancaran arus lalu lintas, kemacetan cukup parah kerap terjadi setiap harinya.

Anggota DPR RI Abdul Wachid menuturkan, kemacetan tersebut berdampak serius terhadap perekonomian warga pantura, lantaran sudah terjadi berbulan-bulan.

Ia pun meminta agar jalan tol Semarang-Demak, terutama di Seksi 2 (Sayung-Demak) bisa dioperasionalkan sementara.

"Akibat pembangunan jembatan Wonokerto-Demak, jalur pantura macet parah sudah berbulan-bulan," kata Abdul Wachid, dalam keterangan tertulis, Rabu (19/10/2022).

Anggota DPR RI yang juga Ketua Gerindra Jawa Tengah, Abdul Wachid. (ist/dok pribadi)
Menurutnya, kerugian secara ekonomi ditimbulkan akibat kemacetan yang terjadi ini.

Hal itu lantaran moda transportasi sebagai penunjang pergerakan ekonomi masyarakat terhambat mobilitasnya karena kemacetan tersebut.

"Kalau dihitung secara ekonomi kerugian masyarakat pengguna jalan pantura bisa mencapai ratusan milyar Rupiah.

Jelas berdampak ke mobil angkutan barang, angkutan jasa serta pengguna jalan pribadi.

Bayangkan berapa BBM yang terbakar akibat antrean yang rata-rata dua sampai tiga jam dengan ribuan mobil selama 24 jam," papar pria yang juga menjabat Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah ini.

Selain itu, Wachid mengungkapkan, dampak kemacetan tersebut juga berpengaruh terhadap kualitas barang yang diangkut.

"Ditambah lagi kiriman barang tidak bisa tepat waktu.

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved