Covid XBB
Munculnya Temuan Covid-19 Subvarian Omicron XBB di Indonesia, Terdeteksi di Lombok
Muncul temuan Covid-19 subvarian Omicron XBB. Subvarian XBB disebut menyebabkan lonjakan infeksi pasien di 24 negara.
TRIBUNMURIA.COM - Muncul temuan Covid-19 subvarian Omicron XBB. Subvarian XBB disebut menyebabkan lonjakan infeksi pasien di 24 negara.
Di Singapura, subvarian XBB menyebabkan peningkatan infeksi hingga mencapai 6.000 kasus per hari.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan subvarian baru Covid-19 Omicron XBB sudah masuk ke Indonesia.
• Stok Vaksin Covid-19 di Kudus Menipis, Dinkes: di Gudang Habis, Tinggal di Fasyankes
"Ada varian baru namanya XBB, varian ini juga sudah masuk ke Indonesia, kita amati terus," ujar Budi dalam acara webinar, Jumat (21/10/2022) lalu.
Budi meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Sebab, Indonesia memiliki sistem penanganan Covid-19 yang sudah teruji.
Terlihat pada kasus Covid-19 Juli-Agustus 2022 yang dinilai masih landai meskipun varian baru terus masuk ke Indonesia.
"Kita beruntung karena vaksinasi kita sangat baik, karena 440 juta ke lebih 204 juta komunitas penghuni kita, sehingga imunitas kita sudah baik. Dan juga protokol kita relatif baik, masyarakat kita masih pakai masker," ujar Budi.
Sebagai informasi kasus Covid-19 terkonfirmasi di Indonesia per 20 Oktober 2022 mencapai 6.464.962 kasus. Dari jumlah tersebut, terdapat 6.287.663 dinyatakan sembuh, 158.380 meninggal dunia dan 18.919 masih aktif dalam perawatan.
Adapun pemerintah telah melanjutkan PPKM Level 1-4 untuk wilayah Jawa-Bali hingga 1 November 2022.
Sedangkan untuk wilayah luar Jawa-Bali berlaku hingga 1 Januari 2023.
Kementerian Kesehatan mengimbau supaya masyarakat tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, sebanyak 24 negara sudah melaporkan temuan Omicron varian XBB, termasuk Indonesia, sejak pertama kali ditemukan.
Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
“Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober” kata Syahril dalam siaran pers, Sabtu (22/10/2022).
Menyusul temuan ini, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat.