Berita Blora

Tingkatkan Capaian KB, Penyuluh Kabupaten Blora Ingatkan Fenomena 'Sundulan' di Tengah Masyarakat

Penyuluh KB ingatkan fenomena 'sundulan' di masyarakat untuk meningkatkan capaian KB di Blora.

Penulis: Ahmad Mustakim | Editor: Raka F Pujangga
Dok. Humas Penyuluh KB Cepu
Penyuluh KB Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora menggelar kegiatan Refreshing materi fenomena sundulan di masyarakat, kehamilan tidak diinginkan dan metode KB pasca persalinan dengan sasaran stakeholder dan mitra kerja terkait pada Senin (17/10/2022) di Desa Sumberpitu, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.   

"Memicu tindakan aborsi tidak aman, berdampak pada perawatan kehamilan dan bayi, terlambat melakukan pemeriksaan kehamilan, peningkatan resiko depresi dan kecemasan Ibu," jelasnya.

"Ibu Hamil dengan Kehamilan yang Tidak Diinginkan beresiko tidak melakukan perawatan kehamilan, tidak memberikan ASI ekslusif, dan tidak memberikan imunisasi dasar lengkap," imbuhnya.

Sementara itu, dr. Rahmalia Dewi Fitriani selaku Dokter Internship Puskesmas Ngroto, Kecamatan Cepu, menyampaikan, program KB adalah program skala nasional yang membantu seseorang maupun pasangan suami istri untuk mengontrol tingkat kelahiran.

Yakni melalui interval atau jarak kelahiran yang berhubungan dengan umur suami dan istri untuk menentukan jumlah anak.

Dikatakannya, perlu mengenal 4 (Empat) Terlalu dalam Kehamilan; yang terdiri dari Terlalu Muda usia melahirkan yaitu dibawah 21 tahun, Terlalu Rapat Jarak Kelahiran yakni Kurang dari 5 (lima) tahun, Terlalu Tua usia untuk melahirkan yakni di atas 35 tahun dan Terlalu Sering melahirkan.

"Dilihat dari aspek medis, Program KB memiliki banyak keuntungan termasuk kesehatan fisik dan dan mental ibu hamil dan ibu pasca persalinan," ucapnya.

Empat terlalu dalam kehamilan bila dikaitkan dengan KB Pasca Persalinan dapat dikaitkan dengan Terlalu Banyak Anak; dapat menyebabkan kendornya dinding perut dan rahim Ibu Pasca Persalinan.

Baca juga: Kronologi Pelajar 15 Tahun Tabrak Orang Tuanya Sendiri Yang Berprofesi Anggota TNI

Kehamilan terlalu tua akan beresiko melahirkan anak cacat, jalan lahir Ibu Hamil yang Terlalu Tua sudah kaku, Beresiko menyebabkan persalinan macet dan pendarahan, Preeklamsia atau tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol pada Ibu Hamil, Ketuban Pecah Dini dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).

"Kehamilan yang terlalu rapat dapat beresiko keguguran, anemia, prematur, cacat bawaan, Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dan Stunting," terangnya.

Ditambahkannya, kegiatan refreshing ini berfungsi untuk meningkatkan Awareness Stakeholder dan Mitra Kerja terkait peningkatan capaian KB pasca persalinan.

"Kemudian mengkoordinasikan dan mengintegrasikan program yang berjalan agar dapat diselesaikan secara bersama – sama lintas sektor mengingat Isu capaian KB pasca persalinan bersifat multidimensional," pungkasnya. (kim)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved