Berita Kudus
Gerakkan 50 Nasabah, Bank Sampah Ganis Mulyo Kudus Serap 10 Ton Sampah Anorganik Setiap Tahun
Pegiat lingkungan asal Gondangmanis, Ahmad Munaji (45), mendirikan bank sampah Ganis Mulyo hingga mampu menyerap 10 ton sampah anorganik setiap tahun.
Penulis: Saiful MaSum | Editor: Raka F Pujangga
Dia berharap, ke depan bank sampah yang dikelolanya bisa mengakomodir sampah anorganik lebih banyak lagi, untuk menekan jumlah sampah yang dibuang di tempat pemrosesan akhir (TPA).
"Sementara ini, target kami bisa menyerap 1 ton sampah anorganik setiap bulan. Baru mulai dan membuka mindset warga soal pentingnya pemilahan sampah," lanjut dia.
Baca juga: Kisah Tragis Guru di Semarang, Alami KDRT selama 30 Tahun, Sejak Awal Nikah Sering Diancam Dibunuh
Selain itu, terangnya, bank sampah ini diharapkan bisa menjadi solusi pengurangan sampah di Desa Gondangmanis, serta meningkatkan ekonomi sirkular warga.
Karena sampah yang dikelola dengan baik, dapat menjadi berkah bagi keluarga dan lingkungannya.
"Kami fokus, bagaimana keluarga mengelola sampah sendiri, bagian dari program desa sehat iklim dan tangguh bencana. Bagaimana setiap program berjalan dan dapat menyehatkan suatu wilayah. Terlebih bisa meningkatkan UMKM pedesaan," ujarnya.
Munaji menyebut, berdasarkan data yang diterima dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kudus mencatat, produksi sampah di Kota Kretek mencapai 160 ton per hari, didominasi oleh sampah domestik atau rumah tangga.
Sementara kapasitas daya tampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo sudah over load, diprediksi tidak akan bisa digunakan lagi dalam jangka 5 tahun ke depan.
Maya Wahyu Suciningsih (45), menambahkan, berdirinya bank sampah dimaksudkan untuk mendorong masyarakat bisa memilah sampahnya dari rumah.
Baik dilakukan oleh perorangan, maupun kelompok.
Baca juga: Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Penumpang Bus Trans Banyumas Diturunkan Paksa oleh Sopir
Pihaknya juga mendorong setiap pemerintah desa agar bisa mengelola sampah yang dihasilkan masyarakatnya.
Melalui, berbagai inovasi program yang bertujuan menumbuhkan ekonomi desa melalui pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Meski tidak bisa diselesaikan 100 persen, dia berharap, upaya dari masyarakat tetap ada agar bisa menekan produksi sampah dari masyarakat hingga 50 persen.
"Kami coba mengawalinya dengan mendirikan bank sampah. Berharap hal serupa hadir di setiap desa/kelurahan," harapnya. (Sam)