Berita Kudus

Fosil Bovidae dan Gajah Purba Berusia Sekitar 1,5 Juta Tahun Ditemukan di Situs Patiayam

Fosil hewan purba, boviade dan gajah purba, yang diperkirakan berusia hingga 1,5 juta tahun ditemukan di situs purbakala Patiayam.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Rifqi Gozali
Koordinator Museum Purbakala Patiayam, Jamin, tengah membersihkan fosil temuan terbaru di Museum Purbakala Patiayam, Kamis (29/9/2022). 

Fosil hewan purba, boviade dan gajah purba, yang diperkirakan berusia hingga 1,5 juta tahun ditemukan di situs purbakala Patiayam. Seperti apa?

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Fosil hewan purba kembali ditemukan di kawasan Situs Purbakala Patiayam.

Jenis fosil yang ditemukan yakni tulang spesies bovidae atau hewan berkuku belah dan fosil dari spesies stegodon gajah purba.

Kedua fosil tersebut diperkirakan berusia antara 700 ribu tahun lalu sampai 1,5 juta tahun.

Koordinator Museum Purbakala Patiayam, Jamin, mengatakan temuan itu berdasarkan laporan dari warga.

Laporan itu ditindaklanjuti oleh pihaknya melalui ekskavasi bersama tim dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.

Ekskavasi pertama dilakukan pada Minggu 25 September 2022 di Dukuh Empulawang, Desa Pegandan, Kecamatan Margorejo, Pati.

Dari penggalian itu ditemukan fosil tulang dari spesies bovidae.

Kemudian selang sehari berikutnya, pada Senin 26 September 2022 kembali dilakukan ekskavasi di wilayah Bukit Slumprit Dukuh Karangsudo, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus.

Dari penggalian yang dilakukan akhirnya ditemukan tulang belakang dan rusuk dari spesies bernama setgodon atau gajah purba.

Pantauan Tribunmuria.com pada Kamis 29 September 2022. Fosil temuan terakhir itu telah dibawa ke Museum Patiayam. Kondisinya rapuh.

Petugas museum bersama tim dari BPSMP Sangiran akan menguatkan struktur fosil dengan cara dirkatkan pada bagian-bagian yang nyaris putus.

"Jadi pengangkatannya juga menggunakan bahan kimia."

"Karena membuka dari lapisan tanah, fosil rawan rusak karena ada yang rapuh," kata Jamin.

Temuan fosil ini kian menggenapkan atas temuan-temuan sebelumnya yang sudah tersimpan di Museum Patiayam.

17 spesies hewan purba

Menurut Jamin, sedikitnya sudah ada 9.700-an fragmen dari fosil-fosil hewan purba yang ditemukan di Situs Patiayam.

Terhitung ada 17 spesies dari fosil yang ditemukan di Patiayam.

17 spesies tersebut terdiri atas spesies hewan darat, laut, dan rawa.

Selain itu di Patiayam juga pernah ditemukan fosil manusia purba.

Hanya saja belum bisa diidentifikasi jenisnya, karena temuannya sekadar bagian dari tengkorak dan gigi geraham.

"Diperkirakan usia dari fosil tersebut antara 700 ribu tahun lalu sampai 1,5 juta tahun lalu," kata Jamin.

Situs Patiayam harus diperhatikan

Sebelumnya, ahli dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Dody Wiranto, menyebutkan bahwa Situs Purbakala Patiayam yang berada di Kudus memiliki potensi besar dan cukup lengkap perihal peradaban masa purbakala.

Oleh sebab itu dia berharap agar pemerintah daerah lebih serius dalam menata dan mengembangkan.

Bukti potensi besar keberadaan situs purbakala di Kudus itu ditandai dengan adanya temuan-temuan fragmen maupun fosil masa purbakala.

Tidak hanya fosil satwa, beberapa kali ditemukan fosil yang berasal dari tulang manusia purba.

Koordinator Museum Purbakala Patiayam, Jamin, menyebutkan, saat ini fragmen purba yang ditemukan di situs Patiayam sudah mencapai 9 ribu lebih.

Fragmen-fragmen dari 17 spesies itu kini tersimpan di museum yang terletak di Desa Terban, Kecamatan Jekulo.

Fragmen tersebut setelah diidentifikasi berasal dari bagian tubuh satwa darat, rawa, bahkan moluska dari laut.

Bahkan ada juga temuan fosil dari manusia purba. Kata Jamin temuan itu terjadi pada 1979 berupa tengkorak dan gigi geraham.

Kemudian pada 2017 ada temuan fosil yang diduga dari kaki kiri bagian atas dari hominid.

Dody memperkirakan, fosil manusia yang ditemukan di Patiayam tersebut hampir seusia dengan temuan yang ada di Sangiran.

Hanya saja belum bisa diidentifikasi jenisnya secara detail. Dugaannya bagian fosil manusia yang ditemukan itu dari jenis homo erectus.

"Sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Kalau di Sangiran 1,5 juta tahun yang lalu sampai 300 ribu tahun lalu kemudian mereka migrasi ke Jawa Timur," kata Dody dalam Sosialisasi Museum Situs Purbakala Patiayam di Hotel @Hom Kudus, Kamis (15/9/2022).

Potensi besar yang tersimpan di Situs Purbakala itu memang menuntut adanya perhatian serius. Perhatian itu diharapkan datang dari pemerintah daerah.

"Ini identitas Patiayam. Di sini lengkap sejarah awal budaya kalau kami kaji dari yang tua bisa semakin pintar."

"Ini yang menjadi kebanggaan kita, awal kebudayan Indonesia ialah salah satunya di Patiayam," kata Dody.

Bangun Museum Baru

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, Mutrikah, mengatakan selama ini ketika ada temuan fosil di Patiayam telah dilakukan ekskavasi lantas disimpan di museum.

Untuk itu pihaknya juga bekerja sama dengan BPSMP Sangiran karena di sana memiliki sumber daya manusia yang lebih mumpuni.

"Sehingga memang sebisa mungkin kami pelihara temuan-temuan itu," katanya.

Memang penyimpanan di museum atas temuan benda purba di Patiayam sangat kurang.

Oleh karenanya, pemerintah berencana membangun museum baru di samping museum yang telah ada.

Museum baru nantinya bisa menampung benda-benda purba yang selama ini hanya tersimpan museum lama yang kapasitasnya memang sudah tidak mencukupi.

"Nanti luas dan bentuk bangunan museumnya sama. Jadi nanti kembar museumnya," kata Mutrikah.

Untuk pembangunan museum baru, Pemerintah Kabupaten Kudus telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp2 miliar.

Memang kurang anggaran sebesar itu. Akan tetapi, tahun depan rencananya akan kembali dianggarkan untuk melengkapi pembangunan museum.

Tidak hanya sebagai penyimpan benda temuan masa purba, museum nantinya juga bisa menjadi ruang untuk belajar dan melakukan riset ilmiah.

"Jadi nanti ketika masyarakat ingin melakukan riset di sana memang benar-benar sudah siap," kata dia.

Kemudian Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, jangan sampai proyek pengembangan Patiayam terbengkalai.

Baginya potensi besar yang ada di Patiayam memang harus diperhatikan dan dikembangkan. 

"Belum tentu yang dimiliki Kudus dimiliki daerah lain. Masyarakat harus mendukung. Potensi di Kudus terkait potensi Situs Purbakala Patiayam."

"Ini adalah produk budaya manusia zaman lampau. Mudah-mudahan masyarakat bisa mempelajari," kata Hartopo. (*)

 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved