Berita Kudus
Harga Kedelai Meroket, Sejumlah Perajin Tahu Kudus Bangkrut, Primkopti Minta Pemerintah Lakukan Ini
Primkopti Kudus menyebut, meroketnya harga kedelai, membuat sejumlah perajin tahu di Kabupaten Kudus gulung tikar alias bangkrut.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Meroketnya harga kedelai, membuat sejumlah perajin tahu di Kabupaten Kudus gulung tikar alias bangkrut.
Hal ini disampaikan Primer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Primkopti) Kudus.
Disebutkan, harga kedelai telah merambat naik sejak sebelum harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik.
Pengelola Primkopti Kudus, M Amar Ma'ruf, menambahkan setelah harga BBM naik, harga kedelai pun kembali terkerek naik.
"Ada beberapa pengrajin tahu yang gulung tikar karena kenaikan harga kedelai yang capai Rp12.700 per kilogramnya," kata Amar, Selasa (27/9/2022).
Kenaikan harga kedelai tersebut, berdampak kepada kenaikan harga tahu hingga Rp3ribu per papannya.
"Untuk yang dijual di pasaran, harga fluktuatif, sesuai dengan ukuran dan bentuk tahunya."
"Perpapan biasanya ada yang jual Rp30-35 ribu," urainya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Amar menyarankan agar pemerintah bisa memberikan subsidi harga kedelai sebesar Rp1.000/kg, kepada para perajin tahu-tempe secara keseluruhan.
Dirinya mengaku tidak tahu hingga kapan kenaikan terjadi.
"Mungkin sampai akhir tahun, alasannya macam-macam ada yang gagal panen, stoknya habis, pengaruh inflasi karena kedelai dari Amerika," jelasnya.
169 perajin tahun-tempe dapat subsidi pembelian kedelai
Sebelumnya diberitakan, 169 produsen tahu dan tempe di Kabupaten Kudus mendapat subsidi pembelian kedelai.
Subsidi sebesar Rp1.000 per kilogram kedelai tersebut dinilai sangat berarti.
Manajer Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kabupaten Kudus, Amar Ma’ruf, mengatakan pihaknya sudah mengajukan 169 nama produsen yang bakal menerima subsidi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/perajin-tahu-ploso-kudus.jpg)