Berita Jateng

Tradisi Sedekah Kupat di Wilayah Ujung Barat Cilacap, Warga Berbagi Keberkahan bagi Pengguna Jalan

Sedekah kupat merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang masyarakat di ujung barat Cilacap yang hingga kini masih rutin digelar.

Penulis: Pingky Setiyo Anggraeni | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/PINGKY SETIYO ANGGRAENI
Warga Desa Tambaksari, Kecamatan Wanareja makan kupat bersama setelah diadakan tradisi sedekah kupat. Rabu (21/9/2022) pagi. Acara ini dilakukan di jalan perbatasan tiap-tiap desa. 

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Sedekah kupat merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang masyarakat di ujung barat Cilacap yang hingga kini masih rutin digelar, Rabu (21/9/2022).

Tradisi sedekah kupat yakni sebuah tradisi warga berkumpul di suatu tempat yang telah ditentukan dengan membawa kupat.

Kemudian kupat yang dibawa tersebut disampirkan atau digantungkan pada sebuah palang bambu yang telah disediakan di perbatasan desa.

Kupat tersebut nantinya akan diambil oleh siapa saja yang melewati jalan tersebut, dan diyakini yang mendapat kupat akan mendapat pula keberkahan dan keselamatan.

Baca juga: Masih Teka-teki Sosok Kandidat Pelatih PSIS Semarang, Yoyok: Sebelum Akhir Bulan Ini Sudah Ada Nama

Baca juga: Imbas Kenaikan Harga BBM, Angka Penjualan Pertalite di Jepara Makin Melonjak

Sisa dari kupat yang diambil oleh warga yang melintas di jalan itu biasanya dibawa pulang oleh warga untuk kemudian digantung di pintu rumahnya.

Acara sedekah kupat akan dibuka dengan sambutan sesepuh dusun atau desa yang dilanjutkan dengan pengucapan Ijab Sidekah oleh Juru Kunci, dan ditutup dengan doa bersama. 

Semua warga yang melaksanakan sedekah kupat tersebut kemudian duduk untuk makan bersama di sepanjang jalan dari bekal ketupat yang mereka bawa sendiri.

ketupat 219 2 4
Sisa ketupat yang disampirkan pada sebuah palang bambu yang diletakan di perbatasan Desa Tambaksari, Kecamatan Wanareja, Cilacap, Rabu (21/9/2022).

Tradisi ini hanya dapat kita temui di tiga kecamatan di bagian barat Cilacap, yakni daerah yang berbatasan dengan Bumi Parahiyangan.

Ketiganya, yakni Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja dan Majenang.

Ceceng Rusmana, Ketua Adat Desa Hanum, Kecamatan Dayeuhluhur menuturkan, saat ini ada 20 Desa dari 3 kecamatan yang melaksanakan tradisi leluhur itu. 

Desa-desa yang masih menjalankan tradisi itu, yakni semua desa di kecamatan Dayeuhluhur, kemudian desa di kecamatan Wanareja dan Majenang bagian utara.

Tradisi sedekah kupat tersebut dilaksanakan di jalan perbatasan masing-masing desa. 

Dan tradisi sedekah kupat ini hanya dilakukan oleh orang-orang Sunda di pegunungan Cilacap.

"Berdasarkan laporan yang saya terima, total ada 70 titik dari 20 desa yang mengadakan tradisi sedekah kupat tahun ini," kata Ceceng. Rabu (21/9/2022).

Lebih lanjut Ceceng menjelaskan bahwa gelaran sedekah kupat berlangsung selama 3 hari.

Halaman
12
Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved