Berita Jateng

Trans Semarang Mulai Pakai Bus Berlantai Rendah, Mempermudah Penyandang Disabilitas Ikut Naik

Trans Semarang mulai menggunakan bus dengan lantai rendah. Penggunaan bus low deck ini untuk mendukung pelayanan kepada kaum disabilitas.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/EKA YULIANTI FAJLIN
Seorang penyandang disabilitas naik bus jenis low deck Trans Semarang, Jumat (16/9/2022). 

Hadirnya kartu disabilitas menjadi komitmen Pemerintah Kota Semarang memberikan pelayanan yang lebih baik kepada kaum difabel. 

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, kartu disabilitas adalah sebuah kebutuhan yang ditunggu oleh kaum difabel. Selama ini, program kartu BRT Trans Semarang baru diperuntukan bagi pelajar, lansia dan veteran.

Kini, Pemkot memberikan peningkatan pelayanan kepada kaum disabilitas melalui kartu tersebut.

Para penyandang disabilitas hanya membayar Rp 1.000 dengan kartu tersebut saat naik Trans Semarang

"Saat ini program BRT kita hanya untuk lansia, pelajar, veteran, cukup membayar Rp 1.000. Kalau umum Rp 3.500 atau Rp 4.000. Ketemulah kami dengan teman-teman disabilitas, mereka belum dapat fasilitas. Maka, kami siapkan kartu disabilitas," terangnya. 

Para penyandang disabilitas, lanjut Hendi, bisa mendapatkan kartu tersebut dengan mengurus ke kelurahan terdekat, kantor Dinas Sosial, atau di halte-halte Hebat Trans Semarang.

Petugas akan membantu untuk pembuatan kartu BRT disabilitas. 

Ada berbagai kemudahan yang didapatkan penyandang disabilitas saat menggunakan kartu tersebut.

Kartu itu dilengkapi huruf braile sehingga bisa dipakai untuk penyandang tuna netra.

Baca juga: Kenangan Bonbin Tegalwareng, Kebun Binatang Pertama di Kota Semarang, Kini Lahannya Terbengkalai

Kaum difabel akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik karena petugas mengetahui bahwa warga atau pengguna jasa merupakan kelompok disabilitas. 

"Secara fisik kadang disabilitas tidak kelihatan, misal tuna runggu, seperti orang normal. Dengan menunjukan kartu ini, petugas bisa tahu, berarti harus dilayani dengan bahasa isyarat," jelasnya.  

Lebih lanjut, Hendi memaparkan, sarana dan prasarana di halte maupun armada akan terus dilakukan penyesuaian untuk menunjang ramah disabilitas.

Misalnya, halte yang tidak memiliki jalur kursi roda kini mulai dibangun untuk memudahkan penyandang disabilitas. (*) 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved