Berita Jateng
Trans Semarang Mulai Pakai Bus Berlantai Rendah, Mempermudah Penyandang Disabilitas Ikut Naik
Trans Semarang mulai menggunakan bus dengan lantai rendah. Penggunaan bus low deck ini untuk mendukung pelayanan kepada kaum disabilitas.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Trans Semarang mulai menggunakan bus low deck atau bus dengan lantai rendah.
Penggunaan bus low deck ini untuk mendukung pelayanan kepada kaum disabitas.
Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Trans Semarang, Hendrix Setiawan mengatakan, pihaknya mendukung Semarang sebagai kota inklusi dan ramah disabilitas.
Penggunaan bus low deck ini menjadi salah satu wujud dari bidang transportasi untuk menyediakan armada yang ramah penyandang disabilitas.
Baca juga: Uri-uri Budaya Jawa, Kelompok Karawitan Bocah Tampilkan Kreasi Lagu dan Tari di Gedung RRI Semarang
"Bus low deck ini bisa untuk disabilitas. Kaum disabilitas bisa naik langsung dari bawah, tidak perlu naik dari halte," kata Hendrix, Jumat (16/9/2022).
Hendrix memaparkan, bus high deck Trans Semarang sebenarnya telah tersedia untuk penumpang prioritas, termasuk penyandang disabilitas.
Hanya saja, belum semua kemiringan halte Trans Semarang dalam kategori standar.
Maka, pihaknya menyiasati dengan pengadaan bus yang ramah disabilitas.
Saat ini, Trans Semarang baru memiliki satu bus low deck yang berada di Koridor 3 dengan kapasitas 30 penumpang termasuk untuk disabilitas.
"Itu bukan bus low deck murni. Hanya belakangnya saja yang low deck untuk memudahkan disabilitas. Pintu depan masih sama seperti armada yang lain yakni high deck," terangnya.
Ke depan, Hendrix ingin setiap koridor memiliki bus low deck ramah disabilitas.
Pihaknya mendorong para konsorsium Trans Semarang yang sudah saatnya melakukan peremajaan armada agar beralih ke armada yang memiliki pintu low entry.
Sehingga, ini memudahkan kaum disabilitas.
"Target kami masing-masing koridor ada bus yang ramah disabilitas. Kami dorong para konsorsium yang sudah saatnya peremajaan untuk menggunakan bus yang ada low entry. Kalau armada pemerintah sejauh ini belum waktunya peremajaan," jelasnya.
Sebelumnya, Trans Semarang juga telah meluncurkan kartu khusus disabilitas.
Hadirnya kartu disabilitas menjadi komitmen Pemerintah Kota Semarang memberikan pelayanan yang lebih baik kepada kaum difabel.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, kartu disabilitas adalah sebuah kebutuhan yang ditunggu oleh kaum difabel. Selama ini, program kartu BRT Trans Semarang baru diperuntukan bagi pelajar, lansia dan veteran.
Kini, Pemkot memberikan peningkatan pelayanan kepada kaum disabilitas melalui kartu tersebut.
Para penyandang disabilitas hanya membayar Rp 1.000 dengan kartu tersebut saat naik Trans Semarang.
"Saat ini program BRT kita hanya untuk lansia, pelajar, veteran, cukup membayar Rp 1.000. Kalau umum Rp 3.500 atau Rp 4.000. Ketemulah kami dengan teman-teman disabilitas, mereka belum dapat fasilitas. Maka, kami siapkan kartu disabilitas," terangnya.
Para penyandang disabilitas, lanjut Hendi, bisa mendapatkan kartu tersebut dengan mengurus ke kelurahan terdekat, kantor Dinas Sosial, atau di halte-halte Hebat Trans Semarang.
Petugas akan membantu untuk pembuatan kartu BRT disabilitas.
Ada berbagai kemudahan yang didapatkan penyandang disabilitas saat menggunakan kartu tersebut.
Kartu itu dilengkapi huruf braile sehingga bisa dipakai untuk penyandang tuna netra.
Baca juga: Kenangan Bonbin Tegalwareng, Kebun Binatang Pertama di Kota Semarang, Kini Lahannya Terbengkalai
Kaum difabel akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik karena petugas mengetahui bahwa warga atau pengguna jasa merupakan kelompok disabilitas.
"Secara fisik kadang disabilitas tidak kelihatan, misal tuna runggu, seperti orang normal. Dengan menunjukan kartu ini, petugas bisa tahu, berarti harus dilayani dengan bahasa isyarat," jelasnya.
Lebih lanjut, Hendi memaparkan, sarana dan prasarana di halte maupun armada akan terus dilakukan penyesuaian untuk menunjang ramah disabilitas.
Misalnya, halte yang tidak memiliki jalur kursi roda kini mulai dibangun untuk memudahkan penyandang disabilitas. (*)