Berita Kudus
Massa Aktivis 3 Pergerakan Mahasiswa di Kudus Blokir Jalan Raya, Demo Tolak Kenaikan Harga BBM
Ribuan aktivis mahasiswa dari tiga organisasi pergerakan mahasiswa di Kudus gelar aksi demonstrasi tolak kenaikan harga BBM, blokir jalan raya
Penulis: Saiful MaSum | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Massa dari tiga organisasi pergerakan mahasiswa di Kudus menggelar aksi demonstrasi tolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM), Senin (12/9/2022).
Ribuan aktivis mahasiswa ini mulanya menggelar aksi unjuk rasa di Simpang 7 Kudus, selanjutnya mereka konvoi menuju gedung DPRD Kudus, yang berjarak sekitar 2 kilometer (Km).
Massa demonstrasi meblokir jalan raya yang ada di depan gedung dewan, hingga sekitar satu jam lamanya.
Ribuan aktivis mahasiswa ini berasal dari organisasi Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Bakar ban dan atribut demonstrasi
Aksi penutupan jalan raya juga diwarnai bakar-bakaran atribut unjuk rasa di depan kantor DPRD.
Massa tak berpuas diri dan kembali merangsak ke gerbang utama gedung DPRD.
Ribuan aparat penegak hukum dari jajaran TNI Polri dikerahkan untuk mengawal jalannya aksi agar tidak terjadi kericuhan.
Koordinator aksi, Muhammad Alvin Rizqiya mengatakan, aksi demonstrasi dengan melibatkan tiga organisasi mahasiswa dilakukan untuk menolak kenaikah harga BBM subsidi.
Serta, menuntut pemerintah untuk menurunkan harga BBM subsidi.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya menuntut pemerintah dan aparat penegak hukum agar mengusut tuntas kasus penimbunan 12 ton BBM solar subsidi yang dilakukan oleh oknum ASN di Kabupaten Kudus dan mafia migas lainnya di Indonesia.
Pihaknya juga meminta agar ada transparansi pemerintah terkait Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN) yang dialokasikan untuk BBM subsidi.
"Kami lakukan aksi unjukrasa ini terkait issu nasional dan daerah. Kami juga heran kenapa BBM yang dikelola Pertamina malah semakin tinggi. Berantas mafia migas penimbun BBM subsidi," tegasnya.
Muhammad Alvin menegaskan, aksi memblokir jalan raya dan membakar atribut unjukrasa dilakukan agar pemerintah dan masyarakat tahu bahwa kami peduli kepada rakyat miskin.
Serta bertekad memperjuangkan rakyat kecil agar tidak semakin tertindas.