Berita Kudus
Buruh Rokok Miskin di Kudus Dapat Bantuan Kemensos, Tinggal Bersama Anak Tunggal yang Lumpuh Total
Endang Lestari, buruh rokok miskin, warga Kudus, yang tinggal bersama anak tunggalnya yang lumpuh total, dapat bantuan dari Kemensos.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
Dari mulutnya acap kali keluar air liur. Kadang keluar suara teriakan, kadang juga tangisan.
"Hanya itu yang bisa dia lakukan, kalau tidak teriak ya menangis. Hanya itu bisanya," kata Endang.
Buruh pabrik rokok
Pekerjaan Endang sebagai seorang buruh pabrik rokok upahnya hanya cukup untuk makan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan susu dan bubur bayi untuk asupan nutrisi anaknya. S
aat dia bekerja sang anak di rumah bersama kakeknya.
"Tidak bisa makan nasi, bisanya makannya susu dicampur bubur bayi," kata dia.
Sebagai buruh pabrik rokok, biasanya dia hanya mampu mendapat upah tidak lebih dari Rp50 ribu per hari.
Tugasnya di pabrik adalah membatil atau merapikan batang rokok setelah dilinting.
Per seribu batang dia dapat upah Rp16 ribu. Dalam sehari dia hanya mampu mendapat 3 ribu batang.
Pekerjaannya tidak bisa maksimal lantaran setiap malam di rumah dia harus sibuk mengurus anaknya.
"Jadi kadang juga dengan ngantuk-ngantuk," katanya.
Pendapatan yang pas-pasan dan hanya cukup untuk makan membuat Endang tidak bisa berbuat banyak.
Kendaraan pun tidak mampu ia beli, kecuali sepeda tua yang saat ini dimiliki.
Rumah tinggal pun ala kadarnya. Berdinding bata dan sebagian tertutup anyaman bambu. Tidak ada ruang tamu. Kamar tidur pun tidak punya.
Dia tidur di dipan depan kamar mandi yang tidak berpintu. Alas rumah tersebut masih berupa tanah yang diuruk batu-baru ini.