Berita Kudus
Harga Elpiji Melon Tembus Rp23.000 Per Tabung, PKL di Kudus Mengeluh: Mahal dan Langka
Gas elpiji melon kemasan 3 Kg di Kudus langka dan harganya mahal, capai Rp23.000 per tabung. PKL mengeluh: elpiji melon 3 kg mahal dan langka
Penulis: Raka F Pujangga | Editor: Yayan Isro Roziki
- Harga elpiji melon atau tabung hijau isi 3 kilogram (Kg) meroket, hingga tembus Rp23.000 per tabung.
- PKL dan masyarakat di Kudus mengeluh, di samping harganya mahal, elpiji melon kemasan 3 kilogram juga langka dan sulit didapat.
- Bahkan, sebelum ini harga elpiji melon isi 3 Kg sempat tembus Rp25.000 per tabung.
TRIBUNMURIA.COM, KUDUS – Sejumlah warga masyarakat di Kabupaten Kudus mengeluhkan langkanya elpiji 3 kilogram (Kg) yang juga ikut membuat harga jualnya terkerek naik.
Satu di antaranya pedagang warung makan Mbak Rijoens, Rian Wijayanti (36) menyampaikan, sudah kesulitan mencari elpiji subsidi 3 kg sejak dua minggu yang lalu.
Bahkan, harganya yang semula Rp20 ribu sampai Rp22 ribu per tabungnya menjadi Rp23 ribu per tabung.
“Naik Rp1.000 dari biasanya karena cari barangnya susah."
"Ya sudah nggak apa-apa, yang penting bisa jualan,” kata pedagang kaki lima (PKL) di Jalan PG Rendeng, Mlati Norowito, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Senin (29/8/2022).
Dia juga terpaksa harus menambah stok tabung yang ada di warungnya menjadi lima buah agar ada penjual yang bersedia untuk mengantarkan ke warungnya.
“Ada penjual elpiji melon yang bersedia mengantar tapi minimal pembeliannya lima tabung,” ujar dia.
Sementara itu, pedagang warung makan lainnya, Subiyanti (42), warga Tumpangkrasak, menceritakan kelangkaan elpiji subsidi tersebut, bahkan membuat harganya meroket.
Sebagai pedagang kecil, tabung gas elpiji melon merupakan kebutuhan pokok agar bisa tetap berjualan makanan.
“Harganya mahal kemarin pernah beli sampai Rp25 ribu per tabung tetap saya beli. Tapi sekarang masih Rp23 ribu,” ujar dia.
Dia berharap, agar elpiji subsidi dapat terjangkau dan mudah diperoleh terutama bagi para pedagang kecil.
Disparitas harga yang terlalu jauh dengan elpiji non subsidi membuatnya tetap bertahan untuk menggunakan tabung elpiji 3 Kg yang menawarkan harga lebih terjangkau.
“Tabung yang pink atau yang biru itu mahal. Selisih harganya jauh, jadi saya beli yang murah,” ujar dia. (raf)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/pkl-pedagang-makanan-warung-makan-elpiji-melon.jpg)