Berita Jateng
Gelar Pameran Tunggal, Yoyok Barokalloh Usung 29 Lukisan Impres di Gedung Monod Kota Lama Semarang
Seorang pengunjung, Bagas Widianto terlihat serius memandangi puluhan lukisan yang terpajang menghiasi area dalam Gedung Monod Diephuis.
Penulis: Hermawan Endra | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Seorang pengunjung, Bagas Widianto terlihat serius memandangi satu per satu dari puluhan lukisan yang terpajang menghiasi area dalam Gedung Monod Diephuis, Jalan Kepodang 11-13, Kota Lama, Semarang, Minggu (14/8).
Sesekali ia mendekatkan wajahnya ke frame untuk bisa melihat lebih detail goresan maupun warna lukisan.
"Saya senang lukisannya penuh warna. Menggunakan banyak warna tapi tetap indah dilihat, itu sulit. Pelukis berani mengkomposisikannya, campuran warna nabrak tapi bisa tetap indah," kata pria yang tergabung dalam komunitas Arsisketur itu.
Baca juga: Kisah Sukses Asanah Buka Usaha Jasa Cuci Sepatu D&L Shoes Care di Pekalongan, Nongol di Lapak Ganjar
Dia merasa kagum dengan lukisan yang berada di sana, terutama aliran impres.
Sebab menurutnya, jenis lukisan tersebut memiliki tingkat kesulitan tinggi karena teknik menggambarnya adalah sesuatu objek yang bergerak.
"Wah sulit. Misalnya bangunan tua kita gambar. Kalau ini sesuatu yang bergerak, saya tidak tahu pelukis bisa nangkap di kepala menjadi sebuah karya, lain halnya kalau kita lihat bangunan berhenti tidak bergerak," ujarnya,
Bagas Widianto merupakan satu dari sekian banyak pengunjung yang menghadiri pameran tunggal lukisan karya dari Yoyok Barokallah.
Acara yang digelar 8-21 Agustus 2022 di Gedung Monod Diephuis itu mengangkat tema "moving" dengan jumlah total 29 lukisan.
Pelukis, Yoyok Barokalloh menjelaskan pameran lukisan tunggal ini menceritakan perjalanannya menjadi seorang pelukis dari tahun 1987 hingga sekarang.
Menurutnya, banyak perubahan yang terjadi, satu diantaranya perubahan aliran dari jenis realis menjadi impres.
Pada awal mulai menjadi pelukis, dia banyak belajar lukisan realis.
Namun seiring berjalannya waktu berubah menjadi impres karena mengikuti perasaan yang sesuai dengan jati dirinya.
Moving yang artinya bergerak, menurut Yoyok Barokalloh mengartinya kisah perjalanan karirnya selama menjadi pelukis.
"Moving itu cara saya memandang kehidupan bahwa orang hidup itu harus bergerak, menuju sesuatu yang lebih baik dan mengerjakan yang lebih baik jangan monoton. Kemudian moving juga mengartikan gaya melukis saya yang bergerak dari realis ke impres, ketiga cara saya memandang objek lukisan. Sesuatu yang bergerak dan hidup saya berusaha menangkap gerak kehidupan," imbuhnya.
Menurutnya, tingkat kesulitan melukis impres yaitu harus bisa menganalisa, menyimpulkan, menyatukan rasa dengan obyek yang bergerak.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/muria/foto/bank/originals/Gedung-Monod-Diephuis-148.jpg)