Berita Jepara

Gandeng Ahli Digital Forensik, RSUD RA Kartini Ungkap Sosok Dibalik Akun Twitter @UpWanita

Pihak RSUD RA Kartini, Kabupaten Jepara, mendatangkan ahli digital forensik Solichul Huda untuk menganalisa akun twitter @Up Wanita.

Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Moch Anhar
TRIBUNMURIA.COM/YUNAN SETIAWAN
Ahli forensik digital, Solichul Huda saat menjelaskan hasil penelusurannya terhadap akun @UpWanita, di Aula RSUD RA Kartini, Kamis, 28 Juli 2022. 

TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Pihak RSUD RA Kartini, Kabupaten Jepara, mendatangkan ahli digital forensik Solichul Huda untuk menganalisa tuduhan pelecehan seksual yang dilayangkan akun twitter @UpWanita.

Huda mengungkapkan telah melakukan penelusuran terhadap akun yang menggunggah dan akun yang pertama kali membagikan unggahan @Upwanita di twiiter.

Dari penelusurannya, dia menyimpulkan unggahan akun @UpWanita terkait dugaan pelecehan seksual yang dilakukan perawat berinisial AA itu sebagai kebohongan.

"Akun @UpWanita mengunggah tujuh tweet dilakukan pada tanggal 26 Juni 2022 pukul 11.40 menggunakan HP android. Pada jam yang sama tujuh tweet tersebut diretweet pertama kali oleh akun @tianFat," kata Huda di Aula RSUD RA Kartini, Kamis, 28 Juli 2022.

Baca juga: Misteri Kematian Kopda Muslimin di Rumah Orangtuanya di Kendal, Tetangga Tak Tahu Kapan Ia Datang

Baca juga: Gagas Edukasi Seks untuk Anak, Platform Website Karya Syahrul Samudra Raih Medali di Malaysia

Saat ini akun @tianFat sudah tidak bisa dilacak atau menghilang.

Akun tersebut juga diketahui mengikuti akun tertuduh, yakni perawat AA.

"Hasil analisis jejak digital, berdasarkan pola atau model berita bohong, informasi yang ditweet oleh akun @UpWanita adalah bohong. Diduga pemosting berita tersebut adalah akun yang meretweet pertama kali," imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan RSUD RA Kartini, Teguh Iskadir, mengatakan, pihaknya akan melapor hasil analisa ahli forensik digital tersebut ke Polres Jepara. 

"Akan kami serahkan ke polisi, karena dari awal memang sudah kami serahkan polisi untuk masalah ini," kata Teguh.

Sebelumya diberitakan, manajemen RSUD RA Kartini, Kabupaten Jepara dan perawat berinisial FA resmi melaporkan pemilik akun @UpWanita ke Polres Jepara.

"Ya, kami sudah menerima laporan langsung dari Plt Direktur RSUD RA Kartini yang melaporkan dan menyerahkan langsung laporan resmi kepada Pak Kapolres. Kemudian Pak Kapolres memerintahkan saya untuk menindaklanjuti laporan tersebut," kata Kasatreskrim Polres Jepara AKP M. Fachrur Rozi saat dimintai konfirmasi tribunmuria.com, Selasa, 28 Juni 2022.

Dalam laporan tersebut, kata dia, dua pelapor itu melaporkan pemilik akun @UpWanita atas dugaan pencemaran nama baik.

Sebagaimana yang termaktub Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas UU RI Nomor 11 Tahun2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Setelah menerima laporan ini, kata dia, pihaknya akan melakukan serangkaian penyelidikan.

"Kami baru menerima suratnya (laporannya). Dalam waktu dekat ini kami akan mengundang seluruh pihak. Semoga kamo bisa mengundang pemilik akun @UpWanita."

Sebelumnya, manajemen RSUD RA Kartini telah melakukan investigasi terkait dugaan adanya pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah seorang perawat berinisial FA.

Hasil investigasi tim internal RSUD RA Kartini itu diketahui FA tidak melakukan pelecehan seksual terhadap pasien.

Plt Direktur RSUD RA Kartini Vita Ratih Nugraheni, mengatakan, pihaknya telah menginvestigasi dan meminta klarifikasi kepada perawat tersebut.

"Yang bersangkutan menyatakan dan telah membuat pernyataan tertulis di atas materai bahwa yang bersangkutan tidak pernah melakukan sebagaimana yang dituduhkan oleh akun @UpWanita," kata dia saat konferensi pers di Ruang Komite Medis, RSUD RA Kartini, Selasa, 28 Juni 2022.

Vita juga meminta pemilik akun @UpWanita jika mengalami hal tersebut  bisa menyampaikan keluhannya ke nomor telepon +6282137791415 Bagian Humas RSUD RA Kartini.

Ia menyilakan kepada terduga penyintas untuk mendatangi langsung ke bagian layanan aduan pelanggan RSUD RA Kartini

Vita menjamin identitas pengadu akan dirahasiakan.

Apabila dalam waktu 2X24 jam sejak konferensi pers, lanjut Vita, pemilik akun @UpWanita itu tidak bisa membuktikannya.

Pihaknya meminta yang bersangkutan untuk menarik postingan dan meminta maaf kepada RSUD RA Kartini di seluruh media massa.

"Atau kami akan mengambil langlah hukum," jelasnya.

Vita juga membeberkan perawat berinisial FA itu bertugas di ruang kelas tiga, di Ruang Kemuning.

Baca juga: Jam Kick Off Arema FC Vs PSIS Semarang Berubah Lagi, Yoyok Sukawi: Jam Berapapun, Kita Siap

Baca juga: Anak SD di Salatiga Diduga Hendak Diculik Orang Tak Dikenal Sepulang Sekolah, Ini Kronologinya

Setiap ruangan berisi tujuh tempat tidur pasien. Antara pasien satu dengan pasien lain disekat dengan tirai korden.

Total ada 32 tempat tidur di ruang tersebut.

Masing-masing pasien dijaga oleh satu orang dari pihak keluarga.

Di ruangan itu juga dilengkapi CCTV.

Menurut Vita, jumlah perawat perempuan lebih banyak dibanding perawat laki-laki.

Dalam satu shift di ruang itu bertugas empat perawat, terdiri satu perawat laki-laki dan tiga perawat perempuan.

"SOP menangani pasien sudah ada. Untuk masalah sangat privasi pasien harus ditangani (perawat) sesuai jender pasien," ujarnya.

Secara terpisah, Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah Tardi mengapresiasi langkah RSUD RA Kartini membebastugaskan terduga pelaku dan melakukan pemeriksaan.

Namun, ia memberi catatan pada proses investigasi yang hanya menyandarkan klarifikasi terduga pelaku tanpa meminta keterangan langsung dari korban.

Menurutnya, tipe kekeresan seksual itu terjadi di ruang-ruang tertutup dan dalam relasi tidak imbang.

"Sehingga tidak ada saksi yang melihat atau mengetahuinya. Maka sangat mungkin--seperti kasus lainnya--pelecehan seksual ini akan dibantah," ujarnya saat dihubungi tribunmuria.com.

Dia berpendapat, proses investigasi tersebut akan lebih baik jika melibatkan organisasi profesi atau pihak luar RSUD RA Kartini.

Untuk diketahui, salah seorang perawat di RSUD Kartini, Kabupaten Jepara, diduga melakukan pelecehan seksual kepada pasiennya.

Informasi ini pertama kali diungkap oleh pemilik akun Twitter @UpWanita. Melalui akun pribadinya itu, ia mengaku telah mendapat pelecehan seksual oleh salah seorang perawat di RSUD RA Kartini, Kabupaten Jepara.

Baca juga: Usai Autopsi, Jenazah Kopda Muslimin Diantar ke Kendal, Kapendam: Hak Pemakaman Militernya Dicabut

Baca juga: Racun Penyebab Kematian Kopda Muslimin saat Bunuh Diri Diperiksa, Tim Forensik: Butuh Waktu

"Twitter please do your magic!!!

Aku mau speak up terkait kelakuan bangsat org ini sebut saja Aan, memanfaatkan profesi sbgai jln utk lancarkan otak mesumnya, mgkn sebagian warga #Jepara ada yg kenal dgn dia. Perawat cabul, mesum, bangsat!"

"Aku mewakili semua wanita yg pernah di rawat di bangsal RS K***ini Jepara! Terutama yg pernah alami pelecehan oleh perawat diatas. Yaa aku masih ingat nama jelas yg tertulis di seragamnya saat itu!" tulisnya.

Menurut pengakuannya, pelaku memanfaatkan kondisinya yang terbaring lemah. Kemuda si perawat itu menyentuh bagian sensitifnya. Kejadian itu terjadi berulang kali

"...dalam sehari bisa 4x masuk ke kamar inap ku hnya utk melancarkan aksi bejat dan mesumnya!!!"

Dia mengaku mengalami trauma berat setelah mendapat perlakuan senonoh dari perawat tersebut. Dia juga mempertanyakan etika perawat terhadap pasien perempuan.

"Kejadian itu berulang kembali ketika mendekati subuh, dengan beraninya dia memasukkan tangan nya ke bagian alat vitalku, apa daya tubuh terbaring lemah dan di manfaatkan oleh si b*j*ng*n itu! Betapa ternodainya tubuh ini!" bebernya. (*)

 

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved