Kebakaran Pabrik Pupuk

Keluh-Kesah Pedagang Makanan di Semarang setelah 2 Hari Diselimuti Kabut Asap: Seperti Hirup Mesiu

pagi ini semarang masih kabut Keluh-Kesah Pedagang Makanan di Semarang setelah 2 Hari Diselimuti Kabut Asap, Imbas Kebakaran Pabrik Pupuk di Mranggen

Penulis: Iwan Arifianto | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Iwan Arifianto
Udara di Kota Semarang tercemar imbas dari kebakaran gudang pupuk di Mranggen. Pengguna jalan di Penggaron, Kota Semarang, harus menghirup udara yang dibaluti asap berbau mesiu atau obat mercon, Sabtu (23/7/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Kepulan asap yang berasal dari gudang pupuk  CV Saprotan Utama Mranggen masih terasa di Kota Semarang pagi ini, Sabtu (23/7/2022).

Akibatnya, udara di Kota Semarang tercemar, imbas dari kebakaran gudang pupuk tersebut.

Meski ketebalan asap tak sepekat kemarin, tapi warga maupun pengguna jalan masih harus menghirup asap berbau seperti bubuk mesiu atau obat mercon.

Baca juga: Cerita Mencekam Evakuasi Pasien RS Pelita Anugrah Mranggen saat Pabrik Pupuk Sebelah Terbakar

Asap Tebal Dampak Kebakaran di Mranggen, Keluarga Pasien Bingung, RS Pelita Anugerah Tutup Sementara

Baca juga: Sebagian Wilayah Semarang - Demak Diselimuti Asap Tebal Pestisida, Bikin Pedih Mata & Sesak Dada

Baca juga: Timbulkan Ledakan Berkali-kali, Berikut Kronologi Kebakaran Pabrik Pupuk CV Saprotan Utama Demak

Terutama pengguna jalan yang melintas di Jalan Brigjen Katamso, Brigjen Sudiarto hingga Jalan Majapahit, Pedurungan.

"Asap tidak setebal kemarin tapi masih bikin sesak nafas," ujar penjual makanan di depan PT SAI Apparel Penggaron, Solihin (53) kepada TribunMuria.com.

Solihin mengaku, sudah dua hari terakhir menghirup udara berasap berbau mercon.

Ia sendiri tak tahu apakah asap itu berbahaya bagi kesehatannya.

Beruntung, ia tak memiliki penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

"Yang kebakar kan pabrik pupuk ,saya takut asap berbau ini berbahaya," terangnya.

Diakuinya, kondisi tempat jualannya memang tak terganggu dari adanya asap tersebut.

Sebab semua makanannya terbungkus plastik maupun kertas minyak.

Hanya saja, asap cukup menggangu aktivitasnya berjualan terutama bau yang cukup menyengat.

"Prediksi saya bau kayak gini sampai lima hari karena yang kebakar kan banyak namun saya harap petugas Damkar semprot lagi biar asap benar-benar hilang," pintanya.

Sementara itu, warga sekitar Siti Maemunah (47) menjelaskan, asap kebakaran pabrik paling terasa saat pagi hari ketika angin bertiup ke arah barat.

"Angin berubah-ubah arahnya, kalau pagi sejak kemarin ke arah barat terus, kalau siangan sampe sore seringnya ke utara," bebernya.

Ia pun berharap , asap pabrik segera hilang sebab cukup menggangu kondisi warga.

"Kalau diam lama menghirup asap ini cukup pengap karena baunya itu," ujarnya.

Dampak kabut asap, RS Pelita Anugrah Mranggen ditutup

Dampak kabut asap, sisa kebakaran yang melanda pabrik pupuk CV Saprotan Utama, RS Pelita Anugrah Mranggen, ditutup sementara.

DIketahui, RS Pelita Anugrah lokasinya bersebelahan persis dengan pabrik pupuk CV Saprotan Utama.

Tutupnya layanan kesehatan pada rumah sakit Pelita Anugrah Mranggen, Jumat (22/7/2022) membuat pasangan Ardi dan Lastri kebingungan untuk memeriksakan anak perempuannya.

Anak perempuannya yang masih berusia 1 tahun 3 bulan, menderita syndrome face yang biasanya sering kontrol di rumah sakit tersebut.

Ardi yang bekerja sebagai pengemudi ojek online merasa gundah ketika pihak rumah sakit harus terpaksa menutup layanan kontrol kesehatan.

Ia datang bersama istrinya, berjalan mondar-mandir menanyai satu persatu tenaga kesehatan (nakes) yang berada di Rumah Sakit.

Namun para nakes kompak menjawab bahwa rumah sakit Pelita Anugrah terpaksa tutup karena kondisi asap yang membahayakan.

"Anak saya sakit syndrome face, harus diperiksa jantungnya. Di sini tutup pelayanan, jadi susah," ucap pria berusia 40 Tahun.

Ia bersama istrinya mau tidak mau harus menuju Rumah Sakit Kariadi Semarang.

"Ini disuruh ke Rumah Sakit Kariadi, di sini katanya untuk sementara ditutup karena kondisi asap yang katanya bahaya bagi kesehatan," jelasnya.

Usai ditanyai, ia langsung bergegas pergi dari rumah sakit tersebut untuk kemudian lanjut ke Rumah Sakit Kariadi memeriksakan putrinya. 

Diberitakan sebelumnya, Rumah Sakit Pelita Anugrah Mranggen, menutup operasional sebagian pasien yang hendak rawat jalan berbalik arah dan pulang.

Penutupan operasional tersebut, lantaran posisi rumah sakit dekat dengan lokasi kejadian terbakarnya pabrik pupuk CV Saprotan Utama Mranggen, Jumat (22/7/2022).

Karno, Humas Rumah Sakit Pelita Anugrah mengatakan, masih belum tahu kapan jam operasional mulai dibuka.

"Banyak asap masuk digedung, ini bahaya, bikin sesak dan mata sakit, karena ini bahan kimia," urainya.

Asap tersebut masuk ke rawat inap, rawat jalan seluruh gedung di rumah sakit.

Untuk saat ini, para nakes atau petugas rumah sakit masih berangkat kerja.

Mereka melakukan beres-beres berkas dan mempersiapkan apabila jam operasional diberlakukan.

Namun untuk gawat darurat, pihaknya masih membuka pelayanan, hanya saja untuk pasien yang benar-benar emergency.(Iwn)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved