Berita Kesehatan
IDI & Asosiasi Dokter Medis Sedunia Gelar Simposium Standarisasi Etik Kedokteran Internasional
IDI dan Asosiasi Dokter Medis Sedunia (WMA) Mengadakan Simposium Mengenai Bagaimana Dunia Melakukan Standarisasi Etik Kedokteran
TRIBUNMURIA.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) bersama World Medical Association (Asosiasi Dokter Dunia) menyelenggarakan simposium International Code of Medical Ethics (ICoME).
Simposium ini merupakan pembukaan dari rangkaian konferensi World Medical Association yang berlangsung selama dua hari, Senin-Selasa (4-5/7/2022) di Jakarta.
Simposium bertema ”How Indonesian Medical Association and Worldwide Medical Organizations Standardize Medical Ethics and Professionalism”, ini berfokus pada masalah etik kedokteran kekinian.
“Kementerian kesehatan telah berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan, sehingga semua orang memiliki akses layanan kesehatan yang mudah dan berkualitas."
"Disertai biaya yang terjangkau, baik di layanan primer maupun rujukan," kata Ketua Umum PB IDI Dr M Adib Khumaidi, SpOT, dalam keterangannya, Senin (4/7/2022).
Dengan transformasi kesehatan, IDI ingin mewujudkan ketahanan bangsa dalam menghadapi setiap potensi krisis kesehatan, yang dalam rencana strategis Kemenkes meliputi: Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan.
Lalu, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.
Dengan semangat 'lahir kembali', Adib menyebut, IDI sebagai organisasi profesi diharapkan selalu bersama-sama pemerintah mewujudkan transformasi sistem kesehatan yang merata dan berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia.
IDI sebagai pembina para dokter di seluruh Indonesia diharapkan dapat berkontribusi menghasilkan dokter yang memiliki kompetensi mendalam, mampu bersaing di tingkat global, berorientasi sosial, serta bersedia melayani di seluruh wilayah Indonesia yang membutuhkan.
"Pemerintah percaya IDI sebagai organisasi profesi dokter akan selalu mendorong peningkatan peran dokter untuk selalu profesional dalam layanannya, terbuka akan inovasi dan kemajuan teknologi kesehatan."
"Serta selalu mengutamakan kepentingan bangsa dari kepentingan lainnya," kata Menteri Kesehatan RI, Ir Budi Gunadi Sadikin.
Menkes mengatakan, sinergi dan kolaborasi IDI dengan WMA sudah berlangsung sejak kedua organisasi ini berdiri.
Selain itu, kata Menkes, IDI sejak dahulu hingga hari ini merupakan satu-satunya anggota WMA yang diakui dan mewakili Indonesia.
Kolaborasi ini bukan hanya terkait dengan masalah etik kedokteran internasional saja, namun juga dalam setiap hal terkait kedokteran dan dunia medis.
Dukungan WMA dan pemerintah untuk IDI sangat berarti bagi organisasi profesi ini sehingga IDI terus bisa berkembang dan menjalankan amanat negara untuk menjaga kualitas dokter dan pelayanan kedokteran semata demi kepentingan rakyat.