Berita Jateng

Sedot Minat Warga, Jagad Lengger Festival Akan Hadirkan Nuansa Tradisional sampai Kontemporer

Jagad Lengger Festival (JLF), festival pertama di Indonesia yang digelar dalam rangka pelestarian seni tradisi lengger akan segera digelar. 

Penulis: Imah Masitoh | Editor: Moch Anhar
Dokumentasi Panitia JLF
Para penari sedang menarikan kesenian lengger dengan lemah gemulai dan penuh penghayatan, Kamis (23/6/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, BANYUMAS - Jagad Lengger Festival (JLF), festival pertama di Indonesia yang digelar dalam rangka pelestarian seni tradisi lengger akan segera digelar. 

Acara ini akan berlangsung pada 25-27 Juni 2022 mendatang, di Pendhapa Duplikat Si Panji, Kecamatan Banyumas. 

Banyumas merupakan tanah kelahiran tradisi kesenian lengger. Mengangkat tema “Ngunthili & Napak Tilas Tradisi Lengger” yang berikhtiar untuk membaca rute perkembangan tradisi lengger dari dulu, hari ini, hingga nanti.

Lengger sendiri menjadi seni tradisi pertunjukan tari berkarakter feminim, yang umumnya ditarikan oleh penari laki-laki. Pada perkembangannya, lengger kian terbuka untuk ditarikan oleh siapa saja dari gender apa saja. 

Baca juga: Takziah ke Makam Sunan Kalijaga dan Raden Patah Jadi Awal Rangkaian Tradisi Grebek Besar di Demak

Baca juga: Viral di Media Sosial, Warga Ditilang Polisi Berlatar Area Persawahan, Polda Jateng Angkat Bicara

Baca juga: Angin Puting Beliung Tiba-tba Menerjang, Sejumlah Bangunan di Desa Mintobasuki Pati Beterbangan

Sejak kemunculannya, lengger jadi bagian dari budaya agraris masyarakat Banyumas. Lengger, yang identitasnya samar, jadi simbol sakral bagi relasi manusia dan alam.

Maka tak heran, dulu lengger kerap ditampilkan di acara syukuran panen, tanam, juga berbagai ritual di desa.

Otniel Tasman, selalu direktur JLF mengatakan tujuan adanya acara ini sebagai upaya pelestarian tradisi asli Banyumas yang sangat luhur. 

“Tubuh penari lengger itu menyimpan banyak wacana. Kita bisa obrolkan lengger dari isu estetika, isu lingkungan, isu gender, dan banyak lainnya," katanya dalam rilis. 


Selama tiga hari nanti, akan tersaji berbagai program dan menghadirkan narasumber yang menarik. 

Di program seminar, akan ada tiga kali seminar yang membahas lengger tiap masa, hingga lengger dan sinema bersama Otniel Tasman, Yustina Devi, Garin Nugroho, Ahmad Tohari, Rene Lysloff, dan Budiman Sudjatmiko. 

"Seminar diadakan setiap pagi selama tiga hari pagelaran," tambahnya. 

Sementara program pameran arsip, ada dua bagian pameran. Pertama, Dekade lengger yang akan menghadirkan tiga arsip video yang masing-masing mewakili satu era perkembangan lengger. 

Arsip video akan ditampilkan dengan piranti teknologi yang akan membantu penonton memaknai lengger lebih jauh dan mendalam. 

Kedua, pokok dan tokoh yang akan ada pameran berisi arsip dari pegiat-pegiat tradisi lengger seperti Sukendar, Nyi Kunes, Rasito, Dariah, dan lainnya.

Pemutaran film dan diskusi juga akan diselenggarakan sebagai bagian dari arsip. Ada film Kucumbu Tubuh Indahku (2019) karya Garin Nugroho, Leng apa Jengger (2008) karya Bowo Leksono, dan Amongster: Voyage of Lengger (2021) karya Zen Al Ansory. 

Sumber: TribunMuria.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved