KH Dimyati Rois Wafat

Pimpin Pelepasan Jenazah KH Dimyati Rois, Cak Imin: Pesan Beliau Berjuang untuk NU dan Rakyat

Pimpin Pelepasan Jenazah KH Dimyati Rois, Cak Imin: Perintah Beliau Berjuang untuk NU dan Rakyat

Penulis: Saiful MaSum | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Saiful Masum
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin saat melayat Dewan Syuro PKB KH Dimyati Rois di Kabupaten Kendal, Jumat (10/6/2022). 

Setelah melayat di rumah duka, Ganjar beserta para tokoh seperti Gus Yusuf, Muhaimin Iskandar, dan sejumlah ulama dari berbagai daerah ikut menyalatkan jenazah KH Dimyati Rois di Masjid Al Muttaqin, Kaliwungu, Kendal selepas salat Jumat.

Wafat di RS Tlogorejo Semarang

Kiai sepuh kharismatik Kendal, KH Dimyati Rois, wafat di RS Tlogorejo, Kota Semarang, Jumat (10/6/2022) dini hari.

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut wafat pada usia 77 tahun.

Jenazah Abah Dim atau Mbah Dim akan dimakamkan di pemakaman Pondok Pesantren (Ponpes) Alfadlu 2.

Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) memimpin penggalian liang lahat untuk pemakaman Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Jenazah dimakamkan selepas Jumatan di komplek Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fadlu 2, Dusun Srogo, RT 1/RW 5 Desa Sidorejo, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal.

Ketua (lurah) Ponpes Al Fadlu 2, Harun Rosyid mengatakan, proses persiapan lokasi pemakaman Abah Dim sudah dimulai sejak Jumat pagi, dan dibuka oleh Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah.

Kata dia, setelah mendapat kabar dari keluarga almarhum, proses penggalian liang lahat dimulai di sebelah selatan Masjid Nur Hadiyah komplek Ponpes Al Fadlu 2. 

KH Dimyati Rois lahir di Bulakamba, Brebes, pada 5 Juni 1945.

Ia menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Sebelum itu, ia juga nyantri di Pondok Pesantren APIK Kaliwungu, Kendal, selama belasan tahun.

Pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung Tahun 2021 lalu, Abah Dim terpilih sebagai salah satu dari sembilan Anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA).

Ia mendapatkan suara terbanyak pada saat itu, yakni 503 suara. Bersama delapan kiai lainnya, ia menentukan Rais Aam Syuriyah PBNU. (Sam)

Sumber: TribunMuria.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved