Berita Jepara
Angkat Potensi Lokal, Ani Ingin Keripik Pisang Usuk Berbagai Rasa jadi Oleh-oleh Khas Jepara
Angkat Potensi Lokal, Ani Ingin Jadikan Keripik Pisang Berbagai Rasa jadi Oleh-oleh Khas Jepara nur hidayat fraksi nasdem dprd jepara
Penulis: Muhammad Yunan Setiawan | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Lesunya usaha travel yang melayani perjalanan umroh selama pandemi Covid-19, membuat Sumarni harus terus memutar otak.
Ia berpikir, harus mempunyai usaha di sektor lain agar 'dapurnya tetap ngebul'.
Owner perusahaan travel di Jepara itu pun akhirnya menjatuhkan pilihan pada usaha keripik pisang usuk, yang bahan bakunya banyak terdapat di sekitar rumahnya.
Sumarni bercerita, saat Covid-19 menerjang Indonesia pada Maret 2020, secara perlahan usaha travelnya juga meredup, hingga akhirnya benar-benar mandek.
Ia pun mulai membongkar tabungan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Selama Covid-19, tren bersepeda menggeliat hingga ke kawasan kampung di desa-desa.
Ani -panggilan akrab Sumarni- yang hobi memasak ini juga kerap mengisi waktu luang dengan bersepeda bersama teman-temannya.
Saat bersepeda itulah, naluri usahanya tergugah saat melihat pisang usuk yang memang banyak tertanam di lahan pekarangan warga Jepara.
Ia lantas membeli pisang yang hampir mirip pisang nangka raja itu. Lalu pisang itu diolahnya hingga menjadi keripik pisang.
"Saya minta teman-teman komunitas sepeda untuk mencicipi. Dan menurut mereka rasanya enak."
"Saya pilih usaha ini karena rumah juga dekat dengan pasar buah Ngabul, jadi tidak bakal kekurangan bahan baku," ujar Ani, dalam keterangannya, Rabu (27/4/2022).

Ia lantas mencoba mengembangkan rasa keripik pisang itu. Upaya pengembangan UMKM ini selain untuk memberdayakan warga kampung sekitar rumahnya yang dilibatkan dalam proses produksi, juga lantaran ia ingin Jepara memiliki oleh-oleh yang khas.
"Saya kalau ditanya orang apa oleh-oleh khas Jepara jawabnya bingung juga. Selama ini ngertinya ya kacang oven. Tapi sepertinya kurang greget."
"Padahal lazimnya daerah wisata seperti Bali punya pie susu, lalu Yogyakarta ada Bakpia. Makanya saya berfikir perlu oleh-oleh baru agar ada pilihan lain karena pariwisata Jepara juga tak kalah dari daerah lain," ujarnya.
Jepara merupakan daerah pesisir. Salah satu sumber daya alam yang ada di pesisir Jepara adalah rumput laut. Ia lalu berusaha mengkombinasikan pisang usuk atau nangka raja dengan rumput laut. Bagaimana rasanya?
"Sebentar lagi akan kita launching, jadi silakan nanti cicipi langsung. Ini khas Jepara. Di daerah lain tidak ada," jelasnya.
Selain rasa rumput laut, Ani lebih dulu membuat varian rasa lain agar bisa memenuhi selera pasar. Saat ini, sudah tersedia rasa original, coklat, milky vanila, barbequ dan keju.
Anak-anaknya juga mendukung usaha mengangkat oleh-oleh khas Jepara ini. Ada yang membuat desain logo, nama brand produk hingga ikut memasarkan melalui berbagai kanal media sosial. Ani memasarkan keripik pisang buatannya dengan merk dagang Banana Ichipps.
Marketing lewat medsos ternyata efektif. Meski Banana Ichipps belum benar-benar diluncurkan, namun sudah banyak pesanan yang diterimanya. Baik dari kawasan Pulau Jawa, Sumatera hingga Kalimantan. Ada juga dari Singapura.
Ia juga mulai percaya diri menitipkan keripik pisangnya di pasar swalayan dan sejumlah toko oleh-oleh di Jepara.
"Saya menjaga kualitas Banana Ichipps. Gula yang dipakai dari stevia leaf. Gula rendah kalori, non kolesterol. Minyak goreng juga tidak dipakai berulang-ulang," jelasnya.
Bulan suci Ramadan tahun ini menjadi berkah tersendiri baginya. Sebab ia mendapat banyak order. Untuk memenuhi permintaan itu, tiap kali produksi ia membutuhkan dua hingga tiga tandan pisang. Sekali produksi, ia bisa menghasilkan hingga 10 kilogram keripik pisang.
"Itu produksi maksimal. Kita produksi dua hari sekali karena tenaganya memang terbatas," ucapnya.
Bagaimana dukungan dari pemerintah? Menurut Ani, untuk bantuan modal dan pemasaran memang belum bisa diaksesnya.
Namun ia banyak dibantu pemerintah Kecamatan Tahunan dan sejumlah dinas untuk pengurusan perizinan, PIRT dan lainnya.
Ia juga dibantu oleh Ketua Komisi C DPRD Jepara Nur Hidayat. Bantuan pribadi Nur Hidayat yang diterimanya itu berupa mesin pemotong pisang, penggoreng dan peniris yang harganya mencapai jutaan rupiah.
"Saya berterima kasih sekali atas bantuan ini. Sebab ini menyemangati untuk bangkit lagi setelah usaha kita terkena dampak pandemi," ujarnya.
Sementara itu, anggota DPRD Jepara Nur Hidayat mengatakan saat ini, para pelaku UMKM sudah mulai kembali beraktivitas setelah dua tahun tiarap. Menurutnya momentum semangat bangkit itu harus terus dijaga.
Wakil rakyat dari Fraksi NasDem ini menegaskan pihaknya akan selalu mendukung kreativitas masyarakat terlebih UMKM dan industri rumahan lainnya agar bisa bangkit lagi.
Dukungan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan UMKM. Untuk keripik pisang Banana Ichipps, Nur Hidayat membantu peralatan produksi. Ia berharap bantuan mesin dan peralatan itu mampu meningkatkan produktivitas dan juga kualitas produknya.
"Semoga setelah pandemi sektor UMKM dan pariwisata di Jepara juga bisa menggeliat tumbuh dan berkembang," tandasnya. (*)