Berita Jateng

Daerah Terisolir, Akses Masuk Desa Nusadadi Banyumas yang Banjir Menjadi Kendala Relawan

Banjir setinggi lutut hingga perut orang dewasa terjadi di Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas pada Jumat (18/3/2022). 

Penulis: Imah Masitoh | Editor: Moch Anhar
Tribunjateng.com/Imah Masitoh
Warga korban banjir Desa Nusadadi Banyumas membuat perahu sederhana dari batang pohon pisang untuk dijadikan sebagai alat transportasi saat banjir datang, Jumat (18/3/2022). 

TRIBUNMURIA.COM, BANYUMAS - Banjir setinggi lutut hingga perut orang dewasa terjadi di Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas pada Jumat (18/3/2022). 

Banjir diakibatkan dua sungai yang meluap yakni Sungai Reja dan Sungai Angin dimana jebol di dua titik yakni di daerah Karet dan Karanggedang. 

Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Seluruh Desa Nusadadi terendam banjir secara menyeluruh. 

Baca juga: Dony Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Bawah Tol Semarang Sempat Beri Keterangan Palsu pada Polisi

Baca juga: Polisi Tahan Tangis saat Konferensi Pers Pembunuhan Ibu dan Anak, Tak Tega Sampaikan Kondisi Jasad

Baca juga: Terdampak Minyak Mentah Akibat Pipa Bocor, Petani di Sambong Blora Terpaksa Panen Dini

Nusadadi sendiri terdiri dari dua dusun yakni Dusun 1 dan Dusun 2. Dusun 1 terdiri dari 9 RT dan Dusun 2 ada 7 RT. 

Ketinggian air yang paling tinggi berada di RT 1 dan 2 dengan ketinggian air mencapai perut orang dewasa. 

Hingga saat ini kebanyakan warga memilih untuk tetap bertahan di rumah masing-masing.

Mereka sudah terbiasa menghadapi banjir seperti sekarang.

Karena daerah Nusadadi menjadi langganan banjir sejak dari dulu. 

"Engga mengungsi, sudah terbiasa banjir. Banjir ini termasuk tinggi, tapi dulu pernah lebih tinggi dari ini tahun 1980-an," ungkap Sumarto (60), warga Desa Nusadadi. 

Banjir sudah berlangsung dari Selasa (15/3/2022), namun sudah surut pada hari Kamis kemarin. Hingga hujan kembali turun pada Kamis malam hingga air datang kembali. 

Hujan yang terjadi Kamis malam berlangsung dari pukul 10.00 malam.

Baca juga: Sempat Buntu, Polisi Bongkar Kasus Pembunuhan Ibu Anak Semarang dari Petunjuk Netizen di Instagram

Baca juga: Ngeri Banget! Nuansa Mistis di Tanjakan Trowelo & RSK Tayu Pati, Berbalut Cerita Kolonial Belanda

Baca juga: Polisi Tahan Tangis saat Konferensi Pers Pembunuhan Ibu dan Anak, Tak Tega Sampaikan Kondisi Jasad

Hujan beserta angin dan petir terjadi pukul 24.00 hingga mengakibatkan atap seng rumah warga terbawa angin. 

Bantuan yang datang disalurkan ke rumah-rumah warga dengan menggunakan perahu atau getek oleh pihak pemerintah desa dan relawan. 

Kendala yang dialami relawan saat ini terkait dengan letak desa yang berada paling ujung selatan Kabupaten Banyumas yang terisolir karena banyak daerah persawahan. (*) 


"Akses masuk ke sini susah, daerah yang terisolir soalnya. Harus lewat Karanggedang, Selandaka, dan Karet baru ke Nusadadi. Ngga bisa pakai motor paling perahu," jelas Aji Joko Priyono Kaur Perencanaan Desa Nusadadi saat mendistribusikan makanan di lokasi banjir. 


Desa Nusadadi menjadi langganan banjir sebab daerah ini dibawah permukaan laut sehingga air masuk ke Desa. 


Hingga saat ini bantuan untuk para korban banjir masih aman. Hanya ada satu posko utama di perbatasan Nusadadi-Karet yang mana daerah ini paling tinggi karena seluruh Desa Nusadadi terendam air. Data sementara ada 44 warga yang mengungsi. (ima) 

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved