Berita Jateng
Ganjar ke Lokasi Banjir di Purworejo, Kebumen dan Banyumas, Pastikan Pengungsi Ribuan Tertangani
Ganjar ke Lokasi Banjir di Purworejo, Kebumen dan Banyumas, Pastikan Pengungsi Ribuan Tertangani
Penulis: Hermawan Endra | Editor: Yayan Isro Roziki
TRIBUNMURIA.COM, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, bergerak cepat merespon bencana banjir yang terjadi di Jawa Tengah.
Ganjar mengunjungi sejumlah lokasi banjir, diantaranya di Purworejo, Kebumen dan Banyumas, Rabu (16/3/2022).
Di Purworejo, Ganjar langsung meninjau lokasi pengungsian warga. Terdapat 83 pengungsi di posko tanggap darurat yang terletak di Kecamatan Butuh Purworejo itu.
Baca juga: Erdogan Meninggal Tenggelam di Sawah yang Tergenang, Banjir di Kebumen Telan Korban Jiwa
Baca juga: Purworejo Dikepung Banjir dan Tanah Longsor, 6.085 Warga Mengungsi
Baca juga: Banjir Bandang Hanyutkan Lima Rumah di Kutamendala Brebes, Sungai Prupuk Tonjong Meluap
Mayoritas pengungsi adalah lansia, perempuan dan anak-anak.
Ganjar memastikan semua pengungsi tertangani dengan baik.
Dengan teliti, Ganjar mengecek kelaikan tempat tidur, kesehatan pengungsi hingga mengecek dapur umum dan menu yang disajikan.
"Gimana bu kabarnya? Sehat? Sudah makan apa belum? Lauknya enak apa tidak?," begitu pertanyaan Ganjar setiap bertemu pengungsi.
Seperti saat di Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen, Ganjar juga menyapa dengan ramah para pengungsi di sana.
Setidaknya ada 242 pengungsi yang didominasi lansia, ibu-ibu dan anak-anak berada di tempat itu.
Kepada mereka, Ganjar memastikan tidak ada yang kekurangan.
Ia juga menghibur para pengungsi dan membagi-bagikan mainan pada anak-anak yang ada di sana.
"Nek lawuhe ora enak ngomong nggih bu (kalau lauknya tidak enak bilang ya bu), dijaga kesehatannya, mudah-mudahan banjirnya lekas surut sehingga bisa pulang," ucapnya.
Para pengungsi itu nampak sumringah dikunjungi Ganjar. Tak tampak kesedihan di raut wajah mereka meskipun sedang ada di pengungsian.
"Ya seneng didatangi pak Ganjar, merasa diperhatikan. Ini cucu saya dikasih mainan. Seneng bisa ketemu sama pak gubernur," kata Ida Mustari (53), salah satu pengungsi.
Terkait kondisi bencana, Ganjar mengatakan banjir yang terjadi di Banyumas dan Kebumen berada di area perbatasan. Lokasinya bersebelahan dan penyebabnya sama karena tanggul sungai jebol.
"Ini kan perbatasan, jadi dua daerah yang terdampak. BBWS sudah nemu dua titik jebolnya sungai."
"Kalau sehari atau dua hari ini hujan reda, bisa segera ditangani. BBWS sudah turun tangan langsung," ucapnya.
Ganjar juga sudah mengecek para pengungsi yang ada di dua lokasi itu. Semua pengungsi dalam kondisi sehat dan stok logistik masih terpenuhi.
"Warga di pengungsian saya tanya sehat semuanya, masih bisa bercanda dan stok logistik aman. Mudah-mudahan mereka tenanglah, biar semuanya kita yang urus," imbuhnya.
Ganjar juga mengapresiasi banyaknya relawan yang membantu penanganan bencana.
Tak hanya relawan BPBD, sejumlah relawan dari kelompok masyarakat seperti MDMC Muhammadiyah, pemuda NU, Bagana dan lainnya.
"Saya sampaikan terimakasih banyak, ada kelompok masyarakat yang membantu."
"Saya lihat ada dari NU, Muhammadiyah dan banyak dari masyarakat membantu. Saya senang, gotong royong berjalan dengan baik," tutupnya.
Ganjar minta BBWS cepat tangani tanggul jebol
Ganjar mengatakan, hujan yang terjadi beberapa hari ini lanjut dia memang tergolong ekstrem. Curah hujan melebihi 200 mm membuat sejumlah tanggul sungai di Purworejo jebol.
"Kita minta BBWS segera memperbaiki, hari ini mulai dikerjakan. Dinas PSDA saya minta patroli sungai dan mengecek lokasi-lokasi yang rawan."
"Kalau ada yang kira-kira mendesak diperbaiki, maka harus segera diperbaiki," tegasnya.
Beberapa daerah di Jateng lanjut Ganjar memang mengalami bencana banjir. Selain di Purworejo, ada juga banjir di Grobogan, Pati, Kebumen dan Banyumas. Namun banjir di Grobogan dan Pati sebentar saja sudah surut.
"Di Kebumen laporannya juga sudah surut dan pengungsi sudah kembali. Ini saya mau cek ke sana dan memastikan semua aman."
"Saya minta seluruh kepala daerah khususnya BPBD siaga, mencermati laporan BMKG dan menyebarkan pada masyarakat agar semua siap."
"Dengan kondisi perubahan cuaca ekstrem ini, tidak ada kata lain selain semua siaga dari bencana," pungkasnya. (*)
