Berita Kudus

Selama Januari 2022 Mardi Rahayu Rawat 159 Pasien Demam Berdarah, Dua Meninggal Dunia

Selama Januari 2022 Mardi Rahayu Rawat 159 Pasien Demam Berdarah, Dua Meninggal Dunia

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Yayan Isro Roziki
TribunMuria.com/Rifqi Gozali
Direktur RS Mardi Rahayu, dokter Pujianto. 

TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - RS Mardi Rahayu Kudus merawat 159 pasien demam berdarah dengue (DBD) selama Januari 2022. Dari jumlah pasien tersebut, dua di antaranya meninggal dunia.


"Dari 159 pasien yang meninggal dua. Memang angka kematian menurut WHO itu 2 sampai 3 persen," kata Pujianto, Jumat (28/1/2022).


Jumlah pasien yang dirawat Mardi Rahayu selama Januari 2022 jika dibandingkan dengan Januari 2021 mengalami lonjakan cukup signifikan. Kata Pujianto, pada Januari 2021 pihaknya hanya merawat 66 pasien demam berdarah.


Lebih lanjut dia mengatakan, dalam penanganan pasien demam berdarah pihaknya perawatan sesuai dengan kondisi pasien. Sebab, demam berdarah merupakan penyakit yang tidak ada obatnya.


"Kalau daya tahan tubuh baik bisa sembuh sendiri. Di rumah sakit tidak diobati, tapi dilakukan perawatan kalau ada tanda kekurangan cairan dikasih infus. Biasanya tidak bisa makan minum mual muntah harus diinfus. Kecuali ada tanda-tanda perdarahan masif diperkirakan karena demam berdarah perlu tranfusi," katanya.


Jadi, lanjut dia, yanh bisa dilakukan rumah sakit dalam merawat pasien demam berdarah yakni mewaspadai bahaya dan mengupayakan perawatan semaksimal mungkin.


Adapun tanda-tanda yang bisa jadi patokan awal ketika terjangkit demam berdarah, katanya, yaitu ada beberapa hal. Misalnya ketika terjadi tanda-tanda kekurangan cairan dalam tubuh. Biasanya ini terjadi ditandai dengan tubuh lemas, gemetar, kemudian telapak tangan anyep atau lembab. "Kalau begitu harus segera diinfus."


Selain itu, ketika pasien mengalami muntah, mual, dan tidak nafsu makan maka harus segera dirawat di rumah sakit. Demam berdarah juga bisa mengakibatkan perdarahan, misalnya mimisan atau berak darah karena perdarahan di saluran pencernaan atas.


"Itu juga perlu diwaspadai," katanya.


Kegawat-daruratan yang dialami terjadi pada pasien demam berdarah biasanya pada hari ketiga atau keempat sejak demam. Saat itu biasanya demam mulai turun, namun, menurut Pujianto, saat itulah kewaspadaan adalah keharusan karena bisa menimbulkan kegawat-daruratan yang bisa membahayakan pasien.

Sumber: TribunMuria.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved