TRIBUNMURIA.COM, JEPARA - Sudah hampir 2 tahun berjalan, sejumlah siswa SDN Demangaan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, harus memanfaatkan gudang sekolah untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, karena ruang kelas rusak.
Pantauan Tribun Jateng di lokasi, ruang kelas yang biasa digunakan untuk kelas 3, 4, dan 5 terlihat sudah menjadi gudang. Kondisi ketiga ruang kelas itupun sangat parah, lantaran atap yang seharusnya menaungi siswa justru berlubang-lubang akibat ambrol.
Dengan kondisi yang semakin mengkhawatirkan, pihak sekolah pun kemudian mengalihkan proses pembelajarannya di gudang sekolah.
Satu guru SDN Demangaan, Satriyo menyampaikan, kerusakan ruang di sekolah itu memang sudah lama, yakni sekira 2 tahun lalu.
Baca juga: Siswa Belajar dalam Kondisi Cemas, Ruang Kelas di SD Ngembalrejo Kudus Rusak sejak Lama
Baca juga: Bupati Temanggung Minta Masyarakat Lapor jika Temukan Pungli di Sekolah: Silakan DM Instagram Saya!
"Kerusakan atap genting, terutama rengnya sudah tidak layak dipakai, tapi usuknya masih bagus. Ini sudah terjadi 2 tahun ajaran, satu setengah tahun yang lalu," katanya, kepada Tribun Jateng, Senin (4/8).
Meski mengalami kerusakan parah, menurut dia, pihak sekolah belum mengambil langkah perbaikan, dan lebih memilih memaksimalkan ruangan yang tidak terpakai untuk ruang kelas.
"Atapnya yang ambrol itu di ruangan kelas 3, 4,dan 5. Akhirnya barang di gudang digeser ke sini semua, gudang dipakai untuk kegiatan pembelajaran," bebernya.
Tak hanya itu, Satriyo menuturkan, SDN Demangan pun juga melakukan penyekatan gudang untuk dijadikan tiga ruang kelas, dalam upaya memaksimalkan proses pembelajaran.
"Jumlah murid tidak terlalu banyak, tahun ajaran baru ini hanya ada 62 siswa. Tahun lalu kelas 1 dan 2 dalam satu ruangan disekat jadi dua kelas," tuturnya.
Ia menyebut, sampai ini pihaknya belum pernah mendapatkan bantuan sekolah untuk rehabilitasi. Namun, SDN Demangaan sudah didatangi Disdikpora Jepara untuk dijanjikan mendapatkan bantuan tahun ini.
"Belum pernah dapat bantuan, pernah ditinjau dinas. Katanya akan diberikan bantuan rehab, tapi sampai hari ini belum ada," ucapnya.
Satriyo menyatakan, ambrolnya atap ruang kelas di sekolah itu terjadi ketika musim hujan dengan intensitas yang cukup deras. "Ambrolnya terjadi malam hari, tidak ada korban. Ketika musim hujan tahun 2023," jelasnya.
Dioa menambahkan, sekolah itupun menjadi langanan tergenang air jika hujan cukup deras. "Jalan sama sekolah sudah tinggi jalan, jadi kalau hujan deras di sini laganan banjir, tapi cepat surut," paparnya.
Adapun, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara mencatat ada sekira 237 satuan pendidikan dari jenjang TK, SD, hingga SMP yang mengalami kerusakan pada 2025.
Kepala Bidang SD Disdikpora Jepara, Edi Utoyo menyampaikan, jumlah tersebut terdiri dari 12 ruang kelas dari 4 sekolah TK dengan kondisi rusak sedang hingga berat, kemudian, 599 ruang dari 211 SD, dan 108 ruang kelas dari 22 SMP dengan kondisi rusak berat.