Ternyata, di RS Budi Agung dan Puskesmas Juwana sudah ada beberapa warga yang dirawat.
"Akhirnya saya sweeping ke desa. Ternyata banyak warga yang mengalami kondisi sama. Menggigil, demam, muntah-muntah."
"Banyak yang belum berobat. Akhirnya kami kerjasama dengan Puskesmas, semua bidan dikerahkan untuk membantu," jelas dia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati, Aviani Tritanti Venusia, mengatakan bahwa usai mengetahui adanya dugaan keracunan massal ini, pihaknya melalui Puskesmas Juwana langsung mengambil tindakan cepat dengan membuka posko kesehatan di Balai Desa Tluwah.
"Kami memberikan pengobatan untuk masyarakat terdampak. Yang gejalanya ringan cukup rawat jalan."
"Adapun yang gejala berat, misalnya diare sampai dehidrasi, kami beri rujukan ke beberapa rumah sakit terdekat," ujar Aviani.
Karena pihaknya menduga ini keracunan massal yang diakibatkan konsumsi makanan yang sama, dia juga mengambil sampel makanan tersebut untuk dicek di laboratorium di Kota Semarang.
"Kami ambil sampel makanan dan kami kirim ke laboratorium di Semarang untuk dicek apakah memang makanan ini menjadi penyebab keracunan."
"Kami masih menunggu 3 hari sampai satu minggu untuk mengetahui hasilnya. Semoga nanti tidak bertambah lagi (korbannya)," tandas dia. (mzk)