TRIBUNMURIA.COM, REMBANG - Kontestasi Pemilihan Kepala Daearh (Pilkada) Rembang 2024, melibatkan dua keluarga ulama besar di kabupaten setempat.
Dari calon wakil bupati dari dua pasangan calon yang maju pada kontestasi Pemilihan Bupati (Pilbup) Rembang, berasal dari latar belakang ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU).
Moch Hanies Cholil Barro (Gus Hanies) merupakan calon wakil bupati yang akan berpasangan dengan Harno, merupakan adik kandung Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya); juga adik dari Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) yang saat ini menjabat sebagai Menteri Agama (Menag).
Baca juga: Viral Video Duit Ora Payu!, Adik Sepupu Gus Baha Menang Pilkades Tanpa Politik Uang di Rembang
Baca juga: Silaturahmi ke Gus Baha, Ganjar Pranowo: Selalu Menarik, Sangat Inspiratif
Baca juga: Mengapa PBNU Ingin Muktamar PKB Dibatalkan saat Raja-raja Bali Tolak Apel Kesetiaan GP Ansor?
Sementara, yang akan menjadi rivalnya adalah Zaimul Umam Nursalim (Gus Umam). Ia merupakan adik dari ulama kharismatik NU, KH Bahaudin Nursalim (Gus Baha).
Diketahui, dua pasangan kepala daerah bakal bertarung pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Rembang 2024.
KPU Rembang telah menutup pendaftaran pada Kamis (29/8/2024) malam.
Total ada dua bakal pasangan calon atau paslon yang telah mendaftar untuk kontestasi Pilkada Rembang 2024.
Paslon pertama yang mendaftar yakni Harno dan Moch Hanies Cholil Barro'.
Pasangan calon yang mengambil nama 'Harmonis' ini diusung 7 partai: Gerindra, Golkar, Hanura, Demokrat, PAN, dan dua partai nonparlemen, yaitu Gelora dan PSI.
Sementara, paslon kedua yakni Vivit Dinarini Atnasari dan Zaimul Umam Nursalim, yang diusung total 10 partai politik.
Harno merupakan Ketua DPC Demokrat Rembang. Dia juga mengikuti Pilkada Rembang 2019 lalu.
Saat itu Harno sebagai Calon Bupati berpasangan dengan Bayu Andriyanto.
Mereka kalah dari pasangan Abdul Hafidz Mochamad Hanies Cholil Barro’.
Muhammad Hanies Cholil Barro merupakan mantan Ketua DPC PKB Rembang sekaligus Wakil Bupati Petahana.
Vivit Dinarini Atnasari-Zaimul Umam Nursalim